Liputan6.com, Jakarta Harga emas ditutup lebih rendah pada perdagangan kemarin, menyusul penurunan bulanan terbesar komoditas ini dalam lebih dari 3 tahun.
Emas untuk kontrak Februari turun US$ 4,5 atau 0,4 persen ke level US$ 1.169,4 per ounce, sementara SPDR Glold Trust turun 0,3 persen.
Baca Juga
Sementara komoditas logam lain, perak naik tipis untuk kontrak bulan Maret 2,4 sen atau 0,1 persen, hanya sedikit di bawah US$ 16,51 per ounce.
Advertisement
Melansir marketwatch, investor menghindari aset ini dan beralih ke saham dan minyak yang kinerjanya sedang bagus.
Penurunan emas cenderung terbatas, meski saham, minyak, surat utang, dan dolar naik setelah hampir 8 pekan kenaikan. Tapi banyak analis melihat ada perubahan sedikit pada gambaran fundamental yang mendungkung dolar dan bunga, yang mana menjadi pengaruh paling besar untuk harga emas.
Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang lain turun 0,4 persen ke level 101,7. Namun penurunan ini tam cukup mengangkat harga emas. Saham AS pada awal Desember mengawali perdagangan dengan baik, setelah saham energi memimpin kenaikan, imbas dari OPEC yang sepakat untuk memangkas produksi minyak.
Harga emas sebenarnya sudah turun sebelum pertemuan OPEC, karena pelemahan mata uang Jepang, Yen menurut Chintan Karnani, Kepala Analis Pasar di Insignia Consultants. Data gaji pada Jumat diharapkan akan memberikan pengaruh pada perdagangan emas, dan pertemuan kebijakan Federal Reserve yang akan datang juga Bank Sentral Eropa jga diharapkan bisa memberi dampak.