Liputan6.com, Jakarta Tingginya harga cabai di pasaran tak berarti petani untung besar. Hal itu justru berindikasi banyak petani yang gagal panen.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, dengan tingginya harga cabai menunjukan hanya sedikit petani yang bisa panen.
"Harga mahal jangan dikira petani untung, misalnya ada 1.000 petani. Lantas harga mahal jangan dikira 1.000 untung semua, paling untung 100-150 petani yang 850 petani itu collapse hancur tanamnya," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (4/12/2016).
Advertisement
Melihat kondisi itu, dia meminta pemerintah berhati-hati dalam melakukan intervensi pasar khususnya rencana impor cabai. Dia meminta pemerintah lebih jeli melihat kondisi di lapangan.
"Sekarang pemerintah impor, artinya 850 petani sudah colapse tambah impor. Berarti yang 150 petani ini dibuat menderita. Tidak apa-apa silakan aja, tapi paham dulu kalau impor seperti itu masalahnya," ujar dia.
Abdul mengaku, petani sudah berupaya keras mempertahakan tanamannya. terlebih dalam menghadapi cuaca yang buruk.
Baca Juga
"Kalau impor sudah collapse 850 petani kan jadi tinggal 150 petani. Nah yang sisa itu mati-matian mempetahankan tanamannya. Biayanya mahal, tenaga kerja, angkutannya mahal. Dikasih impor harga murah, saya lihatnya tidak bijak juga," ungkap dia.
Sebelumnya pada 2 Desember 2016, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku siap membuka keran impor cabai jika harga komoditas pangan ini terus bergerak naik. Saat ini harga cabai berada di kisaran Rp 60 ribu-Rp 65 ribu per kg.
"Kalau harganya naik lagi, kalau terlalu mahal, mau tidak mau kita cari dari luar (impor). Tapi kita lihat nanti," kata Darmin saat ditemui di rumah dinasnya, Komplek Widya Chandra.
Potensi impor cabai, dia mengakui, berasal dari Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Menurut Darmin, impor pun harus melihat kondisi di negara tersebut, karena pemerintah pernah mencari solusi yang sama saat harga bawang merah berada di kisaran Rp 40 ribu-Rp 50 ribu per kg. Namun ketiga negara tersebut sedang mengalami kekeringan sehingga kekurangan produksi bawang.
"Jadi kalau mau impor juga tergantung situasi. Bisa ada, bisa juga tidak karena tidak selalu ada (pasokan)," ucap dia.
Saat ini, kata Darmin, harga cabai Rp 60 ribu-Rp 65 ribu per kg sudah berada di puncak. Harga tertinggi untuk cabai pernah menembus lebih dari Rp 70 ribu per Kg pada 3 tahun lalu.
"Nah harga cabai sekarang sudah mendekati harga tertinggi yang pernah ada. Nanti kita cek lagi, karena kalau harga terlalu tinggi, itu sudah dimainin pedagang. Petani tidak mendapatkan harga yang tinggi itu," jelas dia. (Amd/Gdn)