Jokowi: Benahi SMK Jadi Pekerjaan Besar Mendikbud

Pembenahan SMK merupakan pekerjaan besar bagi Mendikbud Muhadjir Effendy.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Des 2016, 10:52 WIB
Diterbitkan 06 Des 2016, 10:52 WIB
Jokowi: Benahi SMK Jadi Pekerjaan Besar Mendikbud
Jokowi: Benahi SMK Jadi Pekerjaan Besar Mendikbud

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berambisi memperbaiki sistem operasional pendidikan kejuruan demi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.

Menurut dia, pembenahan sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pekerjaan besar bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

"Kesalahan SMK kita adalah harusnya pendidikan training 70-80 persen, teori sisanya. Di SMK kita hampir 70 persen teori, guru-guru normatif, seperti PPKN, PMP, Sejarah, bahasa Indonesia, dan kimia, sedangkan pelatihan trainingnya hanya 20 persen," ujar Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Presiden Jokowi menuturkan, untuk itu Mendikbud harus bekerja keras demi meningkatkan keterampilan pelajar SMK. "Ini tidak mudah. Tapi kalau tidak, yang namanya sekolah kejuruan kita tidak akan kena sasaran," ucapnya.

Presiden Jokowi sendiri menjadikan Jerman dan Korea Selatan sebagai contoh yang memiliki sistem operasional pendidikan kejuruan paling baik yang benar-benar jalan.

"Seharusnya yang diperbanyak 70-80 persen dalam SMK yaitu memberikan training permesinan dan penggunaan mesin-mesin terbaru. Di Jerman itu buat pintu, jendela. Mereka kalau saya lihat 50 persen di industri dan 50 persen di sekolah. Ini yang tidak kita kerjakan dan ini yang akan kita kerjakan," ucapnya.

Demi mewujudkan langkah tersebut, Jokowi ingin bekerja sama dengan industri, dan ia berharap agar Kadin dapat menggarap personal training secara besar-besaran.

"Ini perlu besar-besaran sehingga kualitas SDM kita sangat baik," tegas dia. (Fitriana Monica Sari)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya