Liputan6.com, Jakarta - Guna menekan harga cabai rawit merah di Kalimantan, pemerintah menugaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk memasok cabai ke wilayah tersebut. Cabai ini diambil dari sentra cabai rawit merah di Gorontalo.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, selama ini kebutuhan cabai di Kalimantan dipasok dari Jawa Timur. Namun lantaran produksinya berkurang, pasokan ke Kalimantan pun berkurang dan harganya meningkat.
"Harga cabai rawit yang masalah memang sekarang sedang dilakukan transportasi dari sumber lain karena yang biasa memasok ke Kalimantan dari Jawa Timur sekarang panennya ngedrop," ujar dia di Malang, Jawa Timur, Jumat (6/1/2017).
Advertisement
Oleh sebab itu, PT PPI mencari sumber lain untuk memasok cabai ke Kalimantan, yaitu dari Gorontalo. Menurut Oke, Gorontalo juga merupakan salah satu daerah sentral produksi cabai rawit merah untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia bagian timur.
"Jadi sekarang dilakukan PT PPI sedang transportasikan dari Gorontalo. Ada produksinya di sana. Jadi di Kaimantan yang harganya lagi tinggi lagi di pasok dari Gorontalo. Kemarin kita cari ke sumber di Jawa Timur, ternyata tidak ada. Mereka (PT PPI) cari ke Gorongalo untuk meredam kejadian di Kalimatan," kata dia.
Oke menyatakan, cabai rawit merah dari Gorontalo tersebut mulai dikirim ke Kalimantan pada hari ini. Diharapkan dengan adanya pasokan ini harga cabai di Kalimantan bisa berangsur menurun.
Baca Juga
"Nah sekarang kita tugasnya khusus PT PPI yang ada di Gorontalo. Kalau lagi ada kita pasok ke Kalimantan. Hari ini mulai pengepakan ke sana. Jumlah pasokannya saya tidak tahu berapa," tandas dia.
Untuk diketahui, harga cabai di Kalimantan terus melonjak naik dalam beberapa hari ini. Bahkan di kota besar, harga cabai sudah mencapai Rp 200 ribu per kilogram (kg).
Harga cabai tiung di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dalam tiga hari terakhir melambung tinggi hingga mencapai Rp 200 ribu per kg. Hal ini dikeluhkan oleh konsumen yang didominasi ibu-ibu rumah tangga.
"Saya tidak mengerti mengapa kenaikan harga cabai bisa begitu tinggi, padahal kami sekeluarga kalau makan tidak ada sambal, rasanya kurang nikmat," ujar Nani di Samarinda, melansir Antara, Rabu (4/1/2017).
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, harga cabai yang ditawarkan penjual di los pasar berbeda-beda, tetapi tidak jauh dari Rp 200 ribu per kg.
Di Pasar Segiri Samarinda, misalnya, harga cabai tiung dijual Rp 200 ribu per kg, cabai rawit Rp 120 ribu per kg, cabai keriting Rp 45 ribu per kg, dan cabai merah besar Rp 40 ribu per kg.
Kemudian di Pasar Kedondong Samarinda harga cabai tiung Rp 200 ribu per kg, cabai rawit Rp 70 ribu per kg, cabai keriting Rp 40 ribu per kg, dan cabai merah besar Rp 35 ribu per kg.
Di Pasar Sungai Dama Samarinda harganya relatif lebih murah untuk jenis cabai lain, sementara jenis cabai lainnya lebih mahal, yakni cabai tiung seharga Rp 150 ribu per kg, cabai rawit Rp 80 ribu per kg, cabai keriting Rp 60 ribu per kg, dan cabai merah besar Rp 50 ribu per kg. (Dny/Gdn)