Liputan6.com, Jakarta Indonesia menyimpan potensi bawah laut yang luar biasa besar. Menyelam ke dasar laut di kedalaman 20-70 meter, jika beruntung, kita akan menemukan tumpukan harta karun dari kapal-kapal yang karam di perairan Indonesia atau disebut Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Ruang Laut KKP, Brahmantya Satyamurti memastikan dari 640 titik kapal karam di perairan Indonesia, sekitar 463 telah teridentifikasi menyimpan harta karun.
Baca Juga
"Setelah dihitung, ada 463 titik yang teridentifikasi ada harta karun atau BMKT di bawah laut," ucapnya di Jakarta, Rabu (11/1/2017).
Advertisement
Brahmantya menyebut, beberapa titik harta karun di wilayah perairan Indonesia. KKP pun kerap mendapat laporan dari masyarakat akan keberadaan harta karun bawah laut itu.
"Titiknya di Pulau Selayar (Sulawesi Selatan), Kelarik (Kepulauan Riau), Cirebon, Pulau Anambas (Kepulauan Riau). Kita lihat nanti, karena banyak laporan masyarakat yang tiba-tiba hasil tangkapannya bawa piring, gelas, dan lainnya," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Kasubdit Air Laut, Non Energi, dan BMKT DJPRL KKP, Zaki Mahasin mengungkapkan alasan banyaknya titik lokasi harta karun bawah laut di perairan Indonesia. Utamanya karena Indonesia merupakan jalur perdagangan strategis yang dilewati kapal-kapal dari penjuru dunia.
"Indonesia adalah jalur perdagangan dunia. Dalam sejarahnya jalur dagang nusantara disebut juga jalur rempah, sehingga lalu lalang kapal dagang dari berbagai negara intensitasnya sangat tinggi," jelasnya saat berbincang dengan Liputan6.com.
Menurut Zaki, mayoritas yang mondar mandir dan karam di laut Indonesia berasal dari China untuk kepentingan dagang. "China paling banyak, mulai abad 9 Dinasti Tang," dia menerangkan.
Saking banyaknya lokasi harta karun di bawah laut Indonesia, diakui Zaki, pemerintah terutama KKP belum dapat menghitung potensi kekayaan dari seluruh titik lokasi yang teridentifikasi menyimpan harta karun tersebut.
"Kita belum tahu potensinya, belum ngecek ke dalam. Tidak mudah lho menghitungnya, ada ahlinya yang tidak banyak di sini, kadang malah ada di luar negeri. Makanya kita kerjasama dengan teman-teman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)," tambah dia.
Lebih lanjut kata Zaki, harta karun atau BMKT tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi sehingga ketika ditawarkan di Balai Lelang, harganya bisa sangat mahal.
"KKP mengelola BMKT yang sudah diangkat sebelumnya dengan membuat display pameran, seperti yang ada di kantor pusat KKP di lantai 2 Gedung Mina Bahari 4," terangnya.
"Kita juga mengelola BMKT atau harta karun yang dipajang di warehouse Cileungsi. Ke depan, kita akan membuat pusat studi maritim dan wisata melalui edukasi maritim nusantara," tandas Zaki.