Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, sepanjang 2016 banyak hal yang telah dicapai oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Hal yang pertama kali disinggungnya yaitu mengenai kebijakan bahan bakar minyak (BBM) satu harga sebagai perwujudan dari pemerataan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Ini adalah sesuatu yang sudah satu setengah tahun yang lalu kita perjuangkan, tetapi baru bisa terlaksana tiga bulan yang lalu. Kita lihat bahwa harga BBM Premium di Papua, terutama yang di pegunungan harganya bisa Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu per liter. Padahal yang di Jawa hanya Rp 6.450. Sudah berpuluh tahun itu terjadi dan alhamdulillah kemarin bisa kita samakan satu harga menjadi Rp 6.450," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (15/1/2017).
Meski demikian, Jokowi mengakui tugas pemerintah belum selesai. Masih ada sejumlah komoditas lainnya yang hingga kini masih diupayakan dengan keras oleh pemerintah untuk turut mengalami pemerataan. Dirinya pun bertekad untuk terus memperjuangkan hal tersebut.
Baca Juga
"Yang belum dan dalam proses yang sedang kita lakukan adalah semen. Semen juga sama, di Jawa Rp70 ribu hingga Rp 80 ribu. Di Wamena harganya Rp 800 ribu sampai Rp 2,5 juta. Ini yang belum bisa kita selesaikan. Tapi insya Allah ini juga akan terus kita perjuangkan," kata dia.
Jokowi juga menekankan soal perhatian pemerintah pusat yang kini turut memfokuskan perhatiannya kepada pembangunan di daerah-daerah. Sebab, dalam pemerintahannya, untuk pertama kalinya jumlah alokasi transfer dana ke daerah lebih besar daripada anggaran yang dimiliki oleh pusat, kementerian, dan lembaga.
"Dalam APBN Perubahan 2016, untuk pertama kalinya, jumlah anggaran transfer ke daerah dan dana desa lebih besar dari anggaran pusat dan kementerian serta lembaga. Begitu juga APBN 2017, dana transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp 764,9 triliun rupiah yang lebih besar dari belanja kementerian dan lembaga. Kenapa ini kita lakukan? Karena kita ingin mendorong peredaran uang, perekonomian daerah itu bisa bergerak lebih baik lagi," terang dia.
Sejumlah hal lainnya turut dipaparkan oleh Jokowi misalnya pembangunan pos lintas batas negara di wilayah terluar dan terdepan Indonesia yang disebut Presiden menunjukkan harga diri selaku bangsa Indonesia.
Pembangunan sejumlah proyek infrastruktur yang mendukung mobilitas orang dan atau barang juga salah satu di antaranya yang turut dipaparkan. Namun, usaha pemerintah tidak berhenti sampai di sana.
"Selain pembangunan infrastruktur fisik, kita juga melakukan pembangunan infrastruktur sosial. Karena ini yang banyak tidak diketahui oleh masyarakat. Melalui program Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan pemberian makanan tambahan. Ini akan menjadi sebuah infrastruktur sosial yang bisa mengangkat masyarakat kita yang belum sejahtera untuk bisa naik ke level yang lebih baik," ujar dia.
Advertisement