Jusuf Kalla Yakin Inflasi 2017 di Bawah 4 Persen

Pencabutan subsidi energi tidak akan berdampak besar kepada angka inflasi 2017.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Jan 2017, 12:02 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2017, 12:02 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memperkirakan tingkat inflasi pada tahun ini tetap berada di bawah 4 persen. Meskipun ada upaya pemerintah untuk mengurangi subsidi energi yang berpotensi mendongkrak tingkat infasi ke level yang lebih tinggi.

Jusuf Kalla mengungkapkan, langkah pemerintah mengurangi subsidi pada sektor energi, seperti subsidi listrik dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) memang sangat berpengaruh terhadap tingkat inflasi. Namun biasanya hal tersebut tidak berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

‎"Walau pun memang akibat kita kurangi subsidi listrik tentu harga listrik akan naik. Tapi itu hanya adminstered inflation, sebentar saja selama enam bulan atau turun kembali," ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (26/1/2017).

Langkah pemerintah untuk mengurangi subsidi memang merupakan sebuah pilihan. Dia berharap dampak pengurangan subsidi energi ini tidak terlalu besar. ‎"Jadi memang pilihan-pilihan. Kalau inflasi terus kita nggak bisa berbuat apa-apa. Jadi itu penyesuaian-penyesuaian," kata dia.

Namun demikian, JK masih yakin jika inflasi sepanjang tahun ini masih terkendali di bawah 4 persen. "Sekarang baru bulan Januari, jadi kita belum bisa memperkirakan inflasi seluruh tahun bagaimana. ‎Tai kita tetap jaga 4 persen," tandas dia.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,42 persen pada Desember 2016. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-Desember) mencapai 3,02 persen.

"Dengan demikian inflasi di 2016, atau secara tahun kalender Januari-Desember sebesar 3,02 persen," ujar ‎Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Dia mengatakan, dari 82 kota yang disurvei BPS, 78 kota mencatat inflasi dan empat kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Lhokseumawe yaitu sebesar 2,25 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Manado yaitu 1,52 persen.

"Inflasi tertinggi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen. Kemudian di Padang Sidempuan. Sedangkan untuk deflasi terendah di Manado yaitu -1,52 persen," dia menuturkan.

Menurut Suhariyanto, data inflasi ini menunjukan harga berbagai komoditas di Desember 2016 relatif terkendali dibandingkan periode yang sama di 2015. "Seluruh harga sangat terkendali dibandingkan Desember 2015‎," ungkap dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya