Ketidakpastian Politik di AS dan Eropa Angkat Harga Emas

Harga emas untuk pengiriman April ditutup naik 0,3 persen ke level US$ 1.236,10 per troy ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Feb 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2017, 06:45 WIB

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat dan dekati level tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan ahrga emas adalah ketidakpastian politik di AS dan Eropa.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (8/2/2017), harga emas untuk pengiriman April ditutup naik 0,3 persen ke level US$ 1.236,10 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Angka penutupan tersebut merupakan angka penutupan tertinggi sejak 10 November.

Harga logam mulia ini telah menguat kurang lebih 7 persen sejak awal tahun. Kenaikan harga emas ini terjadi karena kegelisahan para pedagang akan kepemimpinan Donald Trump di Amerika Serikat (AS).

"Para pelaku pasar sangat kawatir dengan semua dampak kebijakan yang ditempuh oleh Donald Trump, yang adalah Presiden AS yang baru," jelas Analis Logam Mulia Marex Spectron, London, David Govett.

Selain itu, investor juga memantau keadaan di Perancis. Pada Selasa ini seorang angggota dewan eksekutif Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa jika Perancis keluar dari Zona Eropa justru akan berdampak buruk kepada negara tersebut.

Pernyataan dari pejabat Bank Sentral Eropa tersebut bukan tanpa sebab. Sebelumnya pemimpin National Front party, Marine Le Pen mengusulkan agar Perancis untuk menarik diri dari Zona Eropa jika memang ia terpilih untuk memimpin negara tersebut.

Di luar ketegangan politik tersebut, harga emas juga terdongkrak karena penurunan imbal hasil surat utang pemerintah berjangka 10 tahun. Pada Selasa, imbal hasil dari surat utang tersebut turun ke 2,389 persen.

Ke depan, para analis dan investor terus akan berkutat pada sentimen politik di AS dan Eropa. Kedua sentimen tersebut akan sangat mempengaruhi pergerakan harga emas. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya