Darmin Kritisi Laporan Oxfam soal Harta Orang Kaya RI

Indonesia berada pada peringkat keenam dalam kategori ketimpangan distribusi kekayaan terburuk di dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Feb 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2017, 17:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengkritisi laporan Oxfam dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) yang menyebut kekayaan 4 orang terkaya di Indonesia setara dengan gabungan kekayaan 100 juta penduduk miskin. Data ini menempatkan Indonesia berada di posisi 6 terbesar di dunia sebagai negara yang memiliki ketimpangan terburuk.

"Kalau dikatakan kekayaan 1 persen penduduk Indonesia menguasai kekayaan 40 persen atau 50 persen penduduk Indonesia, ya itu mungkin," ujar Darmin saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Akan tetapi, Darmin menilai, laporan tersebut perlu diklarifikasi kebenarannya. Pasalnya dia berpendapat tidak masuk akal bila disebutkan kekayaan 4 orang terkaya di Republik ini setara dengan harta kekayaan 40 persen atau 100 juta orang miskin di Indonesia.

"Kalau dibilang 4 orang terkaya menguasai 100 juta (orang miskin) atau 40 persen, itu bertentangan dengan angka mereka sendiri. Masak orang menguasai kekayaan sama dengan 40 persen orang miskin, itu perlu diklarifikasi lah," jelas Darmin.

Dia menegaskan bahwa ketimpangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin atau gini ratio di Indonesia mengalami penurunan alias membaik di tahun lalu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan gini ratio di Maret 2016 sebesar 0,397. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Maret 2015, tercatat tingkat gini ratio mencapai 0,402.

"Datanya (Oxfam) kok gawat benar ya. Ketimpangan memang memburuk. Siapa bilang tidak? Setahun terakhir tidak buruk dong walaupun kecil ya," terangnya.

Diakui Darmin, pemerintah akan terus berupaya memperkecil tingkat kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan miskin di Indonesia.

"Kita sepakat bahwa ketimpangan 0,39. Memang kita sedang menyiapkan serangkaian upaya untuk memperbaiki. Tapi seyogyanya janganlah terus yang saling bertentangan sendiri kemudian berkaitan," ucap dia.

Sebelumnya, Oxfam dan INFID telah merilis laporan ketimpangan "Menuju Indonesia yang Lebih Setara." Dalam laporannya dipaparkan, Indonesia berada pada peringkat keenam dalam kategori ketimpangan distribusi kekayaan terburuk di dunia.

Pada 2016, sebanyak 1 persen individu terkaya dari total penduduknya menguasai hampir separuh (49 persen) total kekayaan. Jumlah miliarder mengalami peningkatan dari hanya satu orang pada 2002 menjadi 20 orang pada 2016, yang kesemuanya adalah kaum laki-laki.

Masih dari laporan Oxfam dan INFID, pada 2016, kekayaan kolektif dari empat miliarder terkaya tercatat sebesar $ 25 miliar, lebih besar dari total kekayaan 40 persen penduduk termiskin  sekitar 100 juta orang.

Hanya dalam waktu sehari, orang Indonesia terkaya dapat meraup bunga dari kekayaannya lebih dari seribu kali lipat jumlah pengeluaran rakyat Indonesia termiskin untuk kebutuhan dasar mereka selama setahun penuh.

Jumlah uang yang diperoleh setiap tahun dari kekayaannya cukup untuk menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia. Ketimpangan khususnya di daerah perkotaan semakin meningkat sehingga menjadi ancaman bagi masalah ketimpangan di masa depan karena Indonesia mengalami pertumbuhan urbanisasi tertinggi di kawasan Asia. Selain itu, tingkat ketimpangan
antara daerah pedesaan dan perkotaan juga tinggi. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya