Pemerintah Diminta Fokus Bangun MRT Ketimbang Hyperloop

Model transportasi seperti MRT, Indonesia dinilai sudah jauh tertinggal dibandingkan negara lain.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Mar 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 08:15 WIB
Hyperloop (0)
Konsep sistem Hyperloop yang diajukan oleh Hyperloop Transportation Technologies. (Sumber HTT)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Transportasi Muslich Zainal meminta pemerintah fokus untuk mendorong percepatan pembangunan ‎mass rapid transportation (MRT) yang kini sedang berjalan ketimbang mencari sarana transportasi lain seperti hyperloop yang begitu canggih.

Model transportasi seperti MRT saja, Indonesia dinilai sudah jauh tertinggal dibandingkan negara lain.

‎"MRT saja belum selesai, ini baru utara-selatan. Di China, kota seperti Muntilan, Klaten itu sudah punya MRT. Ini kita baru di Jakarta. Tapi itu yang sebenarnya bisa angkut dalam jumlah banyak, itu yang lebih efektif," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (13/3/2017).

Menurut dia, Indonesia belum membutuhkan moda transportasi secepat Hyperloop. Saat ini yang dibutuhkan masyarakat Indonesia bukan transportasi super cepat, melainkan transportasi massal ‎yang mampu mengakomodir pergerakan masyarakat ke arah mana pun.

"Kita kan hari ini yang diperlukan moda transportasi seperti MRT (Mass Rapid Transit), KRL yang kereta bisa tersedia 3 menit sekali. Itu harus memperbaiki di perlintasan sebidang. Di Jakarta yang direncanakan kan ada ‎42 perlintasan sebidang itu dihilangkan. Kereta jadi cepet banget. Sekarang macet karena banyak sekali palang pintu‎," dia menambahkan.

Hyperloop Transportation Technologies (HTT) telah menandatangani kontrak untuk studi kelayakan (feasibility study) dengan investor swasta untuk melakukan eksplorasi pembangunan transportasi tercepat di Indonesia. Nilai dari kontrak tersebut mencapai US$ 2,5 juta atau Rp 33,47 miliar (estimasi kurs 13.388 per dolar AS).

Studi kelayakan tersebut akan berfokus di Jakarta serta eksplorasi penuh dari transportasi Hyperloop yang menghubungkan Jawa dan Sumatera.

Chairman Hyperloop Transportation Technologies Bibop Gresta menjelaskan, Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Total jumlah penduduk di Indonesia lebih dari 260 juta jiwa. Sedangkan di Jakarta sendiri populasi lebih dari 10 juta jiwa.

Menurut Bibop, sistem Hyperloop bisa menyelesaikan masalah kemacetan dan juga waktu tempuh perjalanan yang cukup lama tersebut. Hyperloop merupakan transportasi massal dengan kecepatan mencapai 750 mil per jam atau 1.207 km per jam. Kecepatannya mengalahkan pesawat terbang.

Ia mencontohkan, dengan Hyperloop, perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta akan memakan waktu kurang lebih 25 menit, jika dibandingkan dengan menggunakan mobil yang dapat memakan waktu hingga hampir 10 jam.(Dny/Nrm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya