Sri Mulyani Minta Swasta dan BUMN Bangun Infrastruktur di Afrika

Afrika merupakan benua yang masih relatif tertinggal dalam pembangunan

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Mar 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2017, 20:40 WIB
Negara Kawasan Tanduk Afrika Mengalami Kekeringan-AP Photo-20170305
WHO mengungkapkan, kondisi kekeringan menyebabkan penyebaran penyakit, Kenya, Jumat (3/3). Sejak awal Januari, telah dilaporkan lebih dari 6.000 kasus kolera serta lebih dari 2.500 kasus yang diduga campak. (AP Photo / Ben Curtis)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mendorong peran aktif sektor swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berinvestasi di Afrika, terutama di bidang infrastruktur.

Ini merupakan program negara-negara anggota G20, yakni Compact with Afrika guna meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut.

"Afrika merupakan benua yang masih relatif tertinggal dalam pembangunan, sementara demografinya makin besar senilai 600 juta penduduk dan mereka punya potensi sumber daya," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Sri Mulyani mengaku, dunia sangat konsen memperbaiki dan meningkatkan ekonomi sosial Afrika, peningkatan investasi dari swasta di bidang infrastruktur dan kualitas tenaga kerja di Afrika.

Indonesia, lanjutnya, memiliki keterikatan sejarah dengan Afrika. Sebut saja Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok menjadi bukti kedekatan hubungan antara Indonesia dan Afrika.

"Kesejahteraan rakyat Afrika merupakan indikasi kesejahteraan dunia. Kita akan berperan aktif mendorong keterlibatan swasta, BUMN, dan lembaga keuangan di dalam negeri ke Afrika. Membantu Afrika yang masih tertinggal dalam kemajuan pembangunan," jelas dia.

Dia menerangkan, keterlibatan Indonesia selama ini telah dilakukan melalui program kerja sama selatan-selatan dan triangular serta melalui lembaga keuangan internasional, termasuk peningkatan komitmen Indonesia di International Development Association (IDA)-Bank Dunia.

Untuk memperkuat agenda tersebut, Indonesia meminta agar G20 dapat menugaskan Global Infrastructure Hub (GIH) dan Global Infrastructure Connectivity Alliance (GICA) yang digagas oleh Indonesia dan sejumlah negara G20 untuk secara optimal berkontribusi dalam membantu mekanisme dan kesiapan pembiayaan infrastruktur di negara-negera benua Afrika.

"Indonesia mendukung program ini untuk membantu Afrika dalam  di bidang infrastruktur," pungkas Sri Mulyani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya