Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mendorong peran aktif sektor swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berinvestasi di Afrika, terutama di bidang infrastruktur.
Ini merupakan program negara-negara anggota G20, yakni Compact with Afrika guna meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut.
"Afrika merupakan benua yang masih relatif tertinggal dalam pembangunan, sementara demografinya makin besar senilai 600 juta penduduk dan mereka punya potensi sumber daya," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Sri Mulyani mengaku, dunia sangat konsen memperbaiki dan meningkatkan ekonomi sosial Afrika, peningkatan investasi dari swasta di bidang infrastruktur dan kualitas tenaga kerja di Afrika.
Indonesia, lanjutnya, memiliki keterikatan sejarah dengan Afrika. Sebut saja Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok menjadi bukti kedekatan hubungan antara Indonesia dan Afrika.
"Kesejahteraan rakyat Afrika merupakan indikasi kesejahteraan dunia. Kita akan berperan aktif mendorong keterlibatan swasta, BUMN, dan lembaga keuangan di dalam negeri ke Afrika. Membantu Afrika yang masih tertinggal dalam kemajuan pembangunan," jelas dia.
Dia menerangkan, keterlibatan Indonesia selama ini telah dilakukan melalui program kerja sama selatan-selatan dan triangular serta melalui lembaga keuangan internasional, termasuk peningkatan komitmen Indonesia di International Development Association (IDA)-Bank Dunia.
Untuk memperkuat agenda tersebut, Indonesia meminta agar G20 dapat menugaskan Global Infrastructure Hub (GIH) dan Global Infrastructure Connectivity Alliance (GICA) yang digagas oleh Indonesia dan sejumlah negara G20 untuk secara optimal berkontribusi dalam membantu mekanisme dan kesiapan pembiayaan infrastruktur di negara-negera benua Afrika.
"Indonesia mendukung program ini untuk membantu Afrika dalam di bidang infrastruktur," pungkas Sri Mulyani.