Proyek Infrastruktur jadi Pendorong Pertumbuhan Properti

Warga Kota Batam kini tengah antusias menantikan kehadiran flyover Sei Ladi, yang mana jalur ini akan mempermudah akses antara Tiban ke area lain seperti Batam Center dan sekitarnya.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Des 2024, 22:55 WIB
Diterbitkan 22 Des 2024, 22:55 WIB
Central Tiban
Warga Kota Batam kini tengah antusias menantikan kehadiran flyover Sei Ladi, yang mana jalur ini akan mempermudah akses antara Tiban ke area lain seperti Batam Center dan sekitarnya. Proyek infrastruktur yang diperkirakan rampung di penghujung tahun ini tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan konektivitas, tetapi ikut mengurai kemacetan.

Liputan6.com, Jakarta Warga Kota Batam kini tengah antusias menantikan kehadiran flyover Sei Ladi, yang mana jalur ini akan mempermudah akses antara Tiban ke area lain seperti Batam Center dan sekitarnya. Proyek infrastruktur yang diperkirakan rampung di penghujung tahun ini tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan konektivitas, tetapi ikut mengurai kemacetan.

Kemudahan akses yang semakin baik inilah yang turut mendorong tingginya minat masyarakat terhadap hunian berkualitas di kawasan Tiban, seperti yang ditawarkan oleh Central Tiban.

Respon masyarakat Batam terhadap perumahan Central Tiban tercatat sangat positif. Hal ini dibuktikan hanya dalam waktu satu tahun dari peluncuran perdana pada 16 Desember 2023 lalu, proyek terbaru besutan Central Group ini telah berhasil terjual 95% dari total 151 unit yang dipasarkan.

“Pencapaian ini membuktikan tingginya minat masyarakat Batam terhadap hunian berkualitas dan strategis seperti yang ditawarkan oleh Central Tiban,” ujar Princip Muljadi, CEO Central Group.

 

 

Di atas lahan seluas 4,6 hektare, Central Tiban menghadirkan beberapa opsi tipe diantaranya tipe 62/72m², tipe 72/84m², hingga tipe 88/90m². Ketiga tipe itupun ludes dalam waktu singkat sehingga diklaim sebagai awal yang manis bagi Central Tiban tahap 1. Tak mau berlama-lama lagi,  pengembang akan merilis Central Tiban tahap 2 pada Januari 2025 mendatang.

Central Tiban Tahap 1 yang dibanderol mulai dari Rp700 jutaan telah memasuki tahap groundbreaking, ditandai dengan seremoni pembangunan pada Sabtu, 21 Desember 2024. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari jajaran manajemen, bank, notaris, kontraktor.

 

 

Hunian Mewah

Ilustrasi kredit atau pembiayaan rumah. Foto: Freepik
Ilustrasi kredit atau pembiayaan rumah. Foto: Freepik

Princip mengatakan, di Central Tiban, pihaknya menyediakan hunian mewah dua lantai namun dibanderol seharga satu lantai. Perumahan ini dilengkapi  berbagai fasilitas dalam kawasan yang terintegrasi, termasuk area bermain untuk anak-anak, trek lari dan aktivitas olahraga, serta area kebugaran. Central Tiban tahap 2 hadir dengan berbagai peningkatan dan kejutan menarik lainnya, tambah Princip.

“Produk baru ini diluncurkan sebagai kelanjutan dari kesuksesan Central Group dalam menjual habis unit di Central Raya Tiban. Unit di Central Tiban didesain dengan gaya modern minimalis yang sesuai dengan selera milenial dan generasi Z,” jelas Princip.

Seluruh unit hunian di Central Tiban memiliki konsep open layout dan high ceiling sehingga pencahayaan alami dan sirkulasi udara dapat dinikmati secara maksimal, serta menjadikan hunian lebih sehat dan nyaman. “Tiap unit juga memiliki halaman belakang luas yang dapat dimanfaatkan sebagai area berkumpul keluarga atau sebagai taman hijau,” tandasnya.

 

Harga Rumah Seken di 13 Kota Besar Naik, Paling Tinggi Yogyakarta

20160217-pameran Indonesia properti expo 2016-Jakarta
Sejumlah maket perumahan saat pameran Indonesia Properti Expo 2016 di Senayan, Jakarta, Rabu (17/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, harga rumah seken di 13 kota besar di Indonesia secara umum naik 2,4% secara tahunan per November 2024. Hal ini terlihat dalam Rumah123 Flash Report edisi Desember 2024. 

Ada sembilan kota yang mengalami pertumbuhan selisih tertinggi dari segi pergerakan harga rumah seken dibandingkan laju inflasi tahunan. Adapun sembilan kota tersebut adalah Yogyakarta mencatatkan pertumbuhan selisih harga tertinggi di atas laju inflasi tahunan.

Untuk angkanya, Yogyakarta  sebesar 9,3%, diikuti Denpasar (6,3%), Makassar (5,4%), dan Bogor (5%). Selanjutnya, Semarang mencatatkan pertumbuhan selisih sebesar 3,9%, disusul Medan (1%), Depok (0,9%), serta Surakarta dan Tangerang yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,1%.

Head of Research Rumah123, Marisa Jaya menjelaskan, pertumbuhan selisih harga yang melampaui laju inflasi tahunan di sembilan kota ini menegaskan potensi properti sebagai aset investasi yang menjanjikan.

"Kenaikan ini menunjukkan bahwa kepemilikan properti di kota-kota tersebut tidak hanya memberikan stabilitas nilai, tetapi juga peluang apresiasi harga yang signifikan dalam jangka panjang," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2024).

"Hal ini menjadikan properti sebagai instrumen investasi yang lebih menarik, terutama bagi pemilik properti di kawasan tersebut atau investor yang mencari aset dengan potensi pertumbuhan nilai yang lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi tahunan.” tambah dia. 

Namun, di sisi lain, ada empat kota yang mengalami perlambatan selisih pertumbuhan harga rumah seken di atas laju inflasi tahunan, yakni Jakarta (-1,2%), Bekasi (-2,5%), Bandung (-0,5%) dan Surabaya (-1%).

 

Jabodetabek

Pemerintah Turunkan Uang Muka Rumah Bagi MBR
Maket perumahan yang ditawarkan saat pameran properti di Jakarta, Kamis (21/11/2019). Uang muka yang semula minimal lima persen menjadi satu persen melalui program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan secara umum, sebanyak 9 dari 13 kota mengalami kenaikan harga secara tahunan, dengan kenaikan harga tertinggi terjadi di Yogyakarta, sebesar 10,2%.

Di Jabodetabek, kenaikan dipimpin oleh Bogor (6,5%), Depok (2,8%), Tangerang (2,1%), dan Jakarta (0,4%). Di Jawa, selain Yogyakarta, kenaikan dialami oleh Semarang (5,3%), Solo/Surakarta (1,4%), Bandung (1%) dan Surabaya (0,3%).

Sementara di luar pulau Jawa, Denpasar konsisten menjadi yang tertinggi dengan perolehan sebesar 9,2%, diikuti Makassar (6,8%) dan Medan (2,9%).

Bulan ini, hanya terdapat satu kota yang mencatatkan penurunan indeks harga rumah seken secara tahunan, yakni Bekasi dengan penurunan sebesar 0,7%.

Hal ini cenderung berbeda dengan bulan Oktober dimana ada empat kota yang mengalami penurunan harga rumah seken secara tahunan, yakni Jakarta turun sebesar 0,2%, Surabaya sebesar 0,4%, Bekasi sebesar 0,6% dan Makassar turun sebesar 4,4%.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya