Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa harga Solar bersubsidi dan Premium penugasan saat ini sudah di bawah harga keekonomian. Harga dua jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut tidak berubah sejak Januari 2017.
Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengatakan, harga Solar subsidi jika mengacu pada harga keekonomian berada di kisaran Rp 8.200 per liter sampai dengan Rp 8.300 per liter.
"Sedangkan untuk harga Harga keekonomian Premium saat ini berada di kisaran Rp 6.750 per liter hingga Rp 6.850 per liter," kata Iskandar, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Sudah sejak Januari 2017, Pemerintah tidak mengubah harga Solar bersubsidi dan juga Premium penugasan. Menurut Iskandar, dengan kenaikan harga minyak dunia sejak awal tahun ini, harga kedua bahan bakar tersebut sebenarnya sudah di bawah harga keekonomian.
Untuk diketahui, saat ini Solar bersubsidi ditetapkan pemerintah di angka Rp 5.150 per liter dan untuk Premium penugasan di luar wilayah Jawa, Madura dan Bali berada di angka Rp 6.450 per liter.
"Untuk Solar sebenarnya sudah lama berada di bawah harga keekonomian. Pada 2016 itu sudah anomali dan di bawah harga keekonomian. Premium dan Solar sudah berada di bawah harga keekonomian sebenarnya sejak Oktober 2016," jelas Iskandar.
Pertamina telah melaporkan kondisi harga Solar subsidi dan Premium penugasan yang sudah berada di bawah harga keekonomian tersebut ke pemerintah. Pertamina ingin pemerintah mengambil keputusan untuk menyesuaikan harga kedua jenis BBM tersebut sesuai dengan harga keekonomian.
"Pertamina tetap sesuai formula yaitu sesuai harga keekonomian. Itu usulan kita sebagai badan usaha, tetapi tergantung pemerintah," tutup Iskandar. (Pew/Gdn)