Sri Mulyani: Suntikan Dana Rp 1 T Bukan Buat Direksi SMF Plesiran

Tahun ini, modal SMF akan menjadi Rp 6 triliun dengan adanya PMN 2016 sebesar Rp 1 triliun

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Mar 2017, 13:16 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2017, 13:16 WIB
20170117- Sri Mulyani dan Rodrigo Chaves-Jakarta- Angga Yuniar
Menkeu Sri Mulyani memberikan paparan kebijakan Indonesia saat Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Selasa (17/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kepada PT Sarana Multigriya Financial (SMF) agar menggunakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun pada 2016 untuk membiayai pembangunan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Fungsi lembaga di bawah Kementerian Keuangan ini sejalan dengan program Sejuta Rumah.  

"Tahun ini, modal SMF akan menjadi Rp 6 triliun dengan adanya PMN 2016 (yang cair di 2017) sebesar Rp 1 triliun. Gunakan semaksimal dan seefisien mungkin," tegas Sri Mulyani saat acara SMF Investor Gathering di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (27/3/2017).

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah mengalokasikan anggaran perumahan di APBN melalui dua skema. Pertama, menyalurkan anggaran langsung ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 24,47 triliun di 217 untuk membangun perumahan maupun permukiman.

Skema kedua, meningkatkan akses ke pembiayaan perumahan secara tidak langsung dalam bentuk PMN ke SMF sebesar Rp 1 triliun di 2016-2017.

"Tolong jaga biaya operasional (cost operating) serendah-rendahnya sehingga setiap rupiah uang negara yang ditanam ke SMF dapat digunakan sebesar-besarnya untuk masyarakat, bukan untuk membayar direksi maupun komisaris SMF jalan-jalan," tegas Sri Mulyani.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan, sejak 2005, perusahaan telah mengalirkan dana dari pasar modal ke pernyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sampai dengan 31 Desember 2016 kumulatif mencapai Rp 27,4 triliun. Terdiri dari penyaluran pinjaman sebesar Rp 20,2 triliun, dan sekuritisasi sebesar Rp 7,2 triliun.

"Dari seluruh dana yang dialirkan tersebut, telah membiayai kurang lebih 570 ribu debitor KPR untuk 570 ribu rumah dari Aceh sampai Papua," kata Ananta.

Terkait sekuritisasi, sejak tahun 2009 sampai dengan 2016, SMF telah memfasilitasi 10 kali transaksi sekuritisasi. Sedangkan, untuk kerjasama pembiayaan, SMF juga telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah, dan Perusahaan Pembiayaan.

Untuk penyaluran pinjaman, SMF telah menerbitkan surat utang yang dari awal penerbitan hingga saat ini mencapai Rp 16,7 triliun. Terhitung sejak 8 Februari 2017, SMF telah mendapatkan peringkat ldAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia baik untuk korporat maupun untuk surat utang.

Sesuai dengan rencana kerja 2017 ini, Ananta bilang, perusahaan tengah fokus dalam memperluas target penyaluran pinjaman baik kepada BPD maupun perusahaan pembiayaan.

"Kami juga mulai melaksanakan pilot project pengembangan program KPR SMF dengan menggandeng beberapa perusahan pembiayaan. Suku bunga tetap untuk jangka waktu tertentu sehingga nilai kewajiban angsuran debitur menjadi stabil," dia menjelaskan. (Fik/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya