Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia reli ke level tertinggi dalam tiga pekan. Kenaikan harga minyak tersebut didorong rilis data the Energy Information Administration (EIA) menunjukkan kenaikan pasokan minyak di AS.
Di sisi lain, gangguan produksi minyak di Libya dan harapan kelanjutan pemangkasan produksi minyak yang dipimpin oleh negara pengekspor minyak tergabung dalam the Organization of the Petrolelum Exporting Countries (OPEC) mendukung harga minyak.
"Kombinasi dari sejumlah faktor mendukung arah untuk menciptakan keseimbangan di global," ujar Jenna Delaney, Analis Senior Platts Analytics, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (30/3/2017).
Baca Juga
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Kamis naik US$ 1,14 atau 2,4 persen ke level US$ 49,51 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent menguat US$ 1,09 atau 2,1 persen menjadi US$ 52,42 per barel.
EIA melaporkan kalau pasokan minyak naik 900 ribu barel per minggu menjadi 534 juta barel hingga 24 Maret. Namun kenaikan itu masih di bawah laporan American Petroleum Institute sebanyak 1,9 juta barel.
Analis memperkirakan, pasokan minyak naik 300 ribu barel. Sedangkan Citi Futures memprediksi kenaikan pasokan minyak 2-3 juta barel.
"Aktivitas refineri naik signifikan di Gulf Coast, dan impor minyak rendah, sedangkan ekspor naik sehingga membuat pasokan minyak diprediksi lebih rendah," ujar Matt Smith, Direktur Clipper Data.
Advertisement