Sepanjang Pekan, Harga Minyak Terus Tertekan

Harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 27 sen menjadi US$ 47,97 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Mar 2017, 06:24 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2017, 06:24 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak mampu menguat pada akhir perdagangan pekan ini. Namun jika dihitung dari awal pekan, harga minyak terhitung melemah.

Mengutip Reuters, Sabtu (25/3/2017), harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 27 sen menjadi US$ 47,97 per barel pada perdagangan Jumat. Namun harga minyak ini turun 0,5 persen sepanjang pekan ini.

Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia naik 24 sen menjadi US$ 50,80 per barel pada perdagangan Jumat tetapi turun 1,8 persen sepanjang minggu ini.

Harga minyak terus tertekan sepanjang pekan ini karena laporan persediaan minyak di AS menunjukkan bahwa langkah pengurangan produksi yang di lakukan oleh organisasi negara-negara pengeskpor minyak (OPEC) tidak efektif untuk mengurangi kelebihan pasokan di dunia.

Pada Kamis lalu, seorang pejabat energi Arab Saudi mengatakan bahwa ekspor minyak mentah AS pada Maret telah mengalami penurunan sekitar 300 ribu barel per hari. Ia pun berharap bahwa penurunan tersebut bisa terus berlanjut.

Namun memang, AS terus melakukan produksi dan terlihat dari beberapa kilang persediaan di AS terus menunjukkan pada level tertinggi.

"Laporan persediaan minyak mentah di AS terus menunjukkan rekor tertinggi, itu yang menekan harga minyak," jelas president Lipow Oil Associates, Houston, AS, Andrew Lipow.

Para pedagang berharap persediaan tersebut mengalami penurunan sehingga harga minyak bisa merangkak naik kembali. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya