Airnav Siapkan Alat Canggih Dukung Pengoperasian Terminal 3

Sejumlah training dan simulasi telah dilakukan AirNav dan Angkasa Pura 2 dalam persiapan pengoperasian layanan navigasi penerbangan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Apr 2017, 17:22 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 17:22 WIB
Terminal 3 Bandara Soetta Siap Melayani Penerbangan Internasional
Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau lebih dikenal dengan AirNav Indonesia menyatakan kesiapan untuk mendukung pengoperasian penerbangan internasional di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang rencananya akan beroperasi penuh pada tanggal 1 Mei 2017.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono menyatakan, AirNav Indonesia telah siap baik dari sisi fasilitas, SDM dan SOP untuk mendukung pengoperasian layanan navigasi penerbangan internasional dari terminal 3.

Sejumlah training dan simulasi telah dilakukan AirNav dan Angkasa Pura 2 dalam persiapan pengoperasian layanan navigasi penerbangan internasional tersebut.

“Pada prinsipnya dari sisi operasional, Kantor Cabang Utama JATSC yang melayani navigasi penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sudah siap, dikarenakan selama ini Parking Stand yang digunakan untuk Penerbangan Internasional sudah dipergunakan walaupun terbatas (belum menggunakan avio-bridge)” ujar Wisnu dalam keterangannya, Selasa (25/4/2017).

Apalagi, AirNav juga sebelumnya sudah melayani penerbangan Garuda Domestik dari Terminal 3. Sebab dari 1.170 pergerakan (movement) per hari di Bandara Soekarno-Hatta, Garuda Indonesia memiliki 380 movement per hari, terdiri dari Trafik Domestik 320 movement, dan Trafik Internasional 60 movement.

Dan sisi fasilitas, AirNav Indonesia telah mengimplementasikan A-SMGCS (Advance Service Movement Guidance and Control System) level 2 untuk memantau pergerakan pesawat di sisi udara (air side) bandara Soekarno-Hatta. “Kita sudah integrasi di A-SMGCS Level 2 per 10 April 2017,” terang Wisnu.

Dia menjelaskan, ASMGCS memberikan guidance dan control yang lebih presisi untuk posisi setiap pesawat dan kendaraan di movement area dan memberikan kepastian jarak antar pesawat dan kendaraan di darat.

Penggunaan teknologi ini juga akan mengurangi adanya pengamatan visual dari ATC dan pilot, serta dapat mengotomatisasi routing, guidance, dan control. Hal tersebut juga akan meningkatkan kinerja fungsi otomatisasi untuk conflict alert serta informasi untuk solusi penyelesaian, sehingga menjaga tingkat keselamatan yang diperlukan.

Wisnu menambahkan, pelayanan pemanduan di Terminal 3, dilayani secara bersama-sama oleh AMC (Apron Movement Control) di bawah Pengelola Bandar Udara (PT Angkasa Pura II) dan unit Tower Kantor Cabang Utama JATSC (Jakarta Air Traffic Services Center) di bawah AirNav Indonesia.

Pelayanan AMC oleh APZ ini sesuai dengan KP 38 tahun 2017 mengenai Mannual of Standard CASR-Part 139 yang menyatakan, Apron Management Service dilakukan oleh penyelenggara bandar udara.

“Regulasi ini sudah kita turunkan juga dalam bentuk LOCA (Letter of Operational Coordination Agreement) antara AP 2 dan AirNav dimana pembagian tugas adalah AMC bertanggung jawab di apron dan ATC bertanggung jawab terhadap manuvering area dan movement area tidak termasuk apron,” jelas Wisnu.

LOCA berisi prosedur-prosedur koordinasi dalam pelaksanaan tugas agar terjalin koordinasi yang efektif sehingga diperoleh pemahaman dan persepsi yang sama dalam melaksanakan tugas antar unit kerja AMC dengan Unit TWR (Tower).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya