Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi inflasi April 2017 sebesar 0,09 persen. Penyebab utama inflasi karena kenaikan tarif dasar listrik golongan 900 VA yang dinikmati pelanggan pascabayar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai capaian inflasi di bulan keempat sebesar 0,09 persen masih dalam perkiraan pemerintah. Termasuk untuk realisasi inflasi tahun ke tahun yang sebesar 4,17 persen.
"Penyumbang inflasi kan ada dua kelompok, yakni kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Jadi inflasi bulan ini cukup baik lah, masih dalam range yang kami harapkan," terang Darmin di kantornya, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Advertisement
Darmin menjelaskan, pemerintah menyesuaikan tarif listrik 900 VA sejak awal tahun dengan tujuan pengalokasian subsidi yang tepat sasaran. Artinya kelompok masyarakat miskin tetap bisa menikmati listrik, sementara subsidi untuk rumah tangga mampu dicabut.
"Kenaikan tarif listrik 900 VA kan sudah dimulai sejak awal tahun, termasuk yang sekarang ini. Pemerintah maunya yang dapat subsidi itu benar-benar kelompok tidak mampu," paparnya.
Pemerintah mengaku belum mengetahui apakah akan ada kenaikan tarif dasar listrik lagi di semester II atau usai Lebaran. "Sampai sekarang belum ada (rencana kenaikan lagi). Nanti setelah Juni, kami lihat," tegas Darmin.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengaku, pemerintah harus mengantisipasi atau mengendalikan harga bahan pangan menjelang puasa dan Lebaran.
"Pemerintah sudah tahu penyebab inflasi di 2017 dari administered price, jadi salah satu cara untuk antisipasi harus mengembalikan harga bahan pangan. Harus hati-hari saat Lebaran, terutama di Juni," paparnya.