Jelang Ramadan, Mendag Sidak Pasar Induk Kramat Jati

Di Kramat Jati, Mendag Enggartiasto akan menyasar kompleks sayuran dan sembako demi memastikan harga-harga jelang memasuki bulan Ramadan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Mei 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 15:30 WIB
Di Kramat Jati, Mendag Enggartiasto akan menyasar kompleks sayuran dan sembako demi memastikan harga-harga jelang memasuki bulan Ramadan.
Di Kramat Jati, Mendag Enggartiasto akan menyasar kompleks sayuran dan sembako demi memastikan harga-harga jelang memasuki bulan Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita kembali menggelar inspeksi dadakan (sidak) ke pasar-pasar. Pada Jumat (12/5/2017) rencananya Mendag akan mengunjungi Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Rencananya, Mendag Enggartiasto akan ditemani sejumlah pejabat Eselon 1 Kementerian Perdagangan.

Di Kramat Jati, Mendag Enggartiasto akan menyasar kompleks sayuran dan sembako demi memastikan harga-harga jelang memasuki bulan Ramadan. Dari pengamatan Liputan6.com, tak ada pengamanan yang ketat dalam sidak kali ini. Para pedagang tetap beraktivitas seperti biasa.

Sebelumnya, Mendag Enggartiasto bersama dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, untuk memantau sejumlah harga kebutuhan pokok.

"Pantauan harga, yang pasti beras terkendali dan memang Pak Wali Kota sebelumnya sudah meyakinkan saya bahwa di Kota Bandung beliau mengendalikan betul mengenai pasokan dan harga. Dan ini kami buktikan bahwa yang pertama beras aman dan itu yang sangat utama, pangan utama," kata Mendag Enggartiasto.

Menteri Enggartiasto bersama Ridwan Kamil sempat berkeliling dan menyambangi ke sejumlah kios di Pasar Kosambi, seperti kios beras, daging sapi, daging ayam, dan telur. Bahkan, ia berbincang dengan sejumlah pedagang di pasar.

Dari hasil pemantauan, Mendag mengatakan beberapa komoditas seperti stok bawang merah, telur dan daging ayam dalam kondisi aman. Namun, khusus untuk telur dan daging ayam meski stok melimpah, terjadi kenaikan harga. Namun itu masih dalam kondisi wajar.

"Memang kalau telur ayam dan daging ayam ada kenaikan, biarkan saja dulu karena suplainya begitu banyak. Peternak dan petelur itu rugi. Saya menerima pengusaha petelur ini mereka menyatakan keberatan dan rugi besar," katanya.‎ (Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya