BRI Incar Pendapatan Komisi Rp 12,5 Triliun

BRI menggenjot pendapatan yang berasal dari fee based income terutama dari layanan digital banking.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Mei 2017, 18:36 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2017, 18:36 WIB
20150911-INDONESIA BANKING EXPO 2015-Jakarta
Pengunjung mendatangi stand BRI di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Sejumlah bank menawarkan beragam fasilitas untuk menarik pengunjung menabung di tempatnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengincar pendapatan dari komisi atau fee based income sebesar Rp 12,5 triliun pada 2017. Pendapatan dari komisi itu tumbuh dibanding tahun lalu sekitar Rp 9,2 triliun.

"Tahun ini kami punya target laba yang harus tumbuh. Tapi dari sisi laba sebagian kami arahkan dari sisi pendapatan fee base income jadi Rp 12,5 triliun dibanding tahun lalu Rp 9,2 triliun. Targetnya tahun ini Rp 12,5 triliun," kata Direktur Konsumer Bank BRI Sis Apik Wijayanto seperti ditulis di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).

Sis menerangkan, BRI akan terus menggenjot pendapatan yang berasal dari fee based income, khususnya dari layanan digital banking. Menurut Sis, tren penggunaan digital banking akan terus meningkat seiring kebutuhan masyarakat.

Di BRI, lanjut Sis, peluang untuk menggenjot digital banking masih besar. Lantaran BRI mempunyai 48 juta nasabah pengguna kartu debit. Dari situ, pengguna mobile banking sekitar 15 juta, sementara internet banking 5 juta. Jadi, peluang untuk meningkatkan jumlah pengguna digital banking masih besar.

Meski demikian, Sis mengatakan, butuh waktu supaya semua nasabah itu menggunakan layanan digital banking. Dia menargetkan pertumbuhan pengguna sekitar 30 persen tahun ini.

"Tahun ini untuk bisa tumbuh 30 persen user itu kami masih melihat peluang banyak," ujar dia.

Sejalan dengan upaya mendorong pengguna digital banking, BRI mengalokasikan belanja IT sebesar Rp 2,4 triliun tahun ini. "Belanja IT tentunya menambah kira-kira target tahun ini Rp 2,4 triliun untuk belanja IT," ujar dia.

Lebih lanjut, peningkatan layanan digital tersebut tak membuat BRI menutup kantor-kantor pelayanan konvensional. Sis mengatakan, strategi perseroan saat ini ialah mengoptimalkan kantor-kantor yang sudah ada.

"Seperti saya ke Malang, daerah Batu sudah menjadi kota. Tadinya KCP dia minta ditingkatkan menjadi cabang penuh. Kami relokasi cabang yang ada di Malang ke Batu. Jadi cross kami efektifkan yang ada. Jadi peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan outlet yang ada," kata dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya