Liputan6.com, Jakarta PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) terus melakukan penambahan alat penjualan tiket otomatis (vending machine). Hal ini dilakukan sebagai bentuk peningkatan sekaligus modernisasi pelayanan. Lantas, bagaimana nasib penumpang yang tak akrab dengan teknologi atau gagap teknologi (gaptek)?
Direktur Utama KCJ M Nurul Fadhila mengatakan, pihaknya memiliki strategi supaya masyarakat yang belum akrab teknologi bisa menjangkau layanan KRL. KCJ tetap akan menaruh petugas untuk membantu para penumpang.
Baca Juga
"Bagaimana dengan orang-orang yang tidak adaptif teknologi, kami tetap menempatkan petugas di setiap stasiun untuk membantu penumpang. Tidak akan kami lepas," ujar dia, di Stasiun Juanda Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Advertisement
Dia mengatakan, KCJ akan terus mendorong pemakaian vending machine di semua stasiun. Namun, bukan berarti pihaknya menghapus loket stasiun.
"Secara bertahap memang sesuai program yang kami susun, vending machine akan menjadikan loket beroperasi di semua stasiun KRL. Tetapi akan menyisakan minimal 1 loket di semua stasiun," ujar dia.
Dia mengatakan, loket itu akan berperan menjadi pusat informasi penumpang. Kemudian, juga akan melayani penjualan kartu multi trip.
"Karena multi trip kartu tidak setiap hari butuh pembelian, karena dia bisa di-top up. Sehingga penjualannya kita pisahkan di loket," ungkap dia.
Lebih lanjut, dia menuturkan akan melakukan penambahan 186 unit vending machine. Mesin ini akan bertambah sampai 400 unit sepanjang tahun 2017.
Dengan penambahan itu, maka jumlah stasiun yang menggunakan vending machine menjadi 56 stasiun."Dari 13 stasiun awal yang ada vending machine, dengan penambahan vending machine tahun ini akan menjadi 56 stasiun. Total stasiun KRL 75 stasiun, 56 sudah kita lengkapi vending machine," tandas dia.