Layani Penukaran Uang, BI Jabar Siapkan Dana Rp 16,6 Triliun

Untuk tahun ini, komposisi uang baru yang bisa ditukar masyarakat masih didominasi uang pecahan besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2017, 14:56 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 14:56 WIB
20161213-Antrean-Uang-Baru-AY1
Beberapa pecahan uang baru yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang dapat ditukarkan di Blok M, Jakarta, Senin (19/12). Bank Indonesia (BI) hari ini meluncurkan 11 uang rupiah Emisi 2016 dengan gambar pahlawan baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Untuk melayani jasa penukaran uang bagi masyarakat, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat telah menyediakan dana tunai hingga Rp 16,64 triliun selama bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini. Angka ini naik 1 persen dibanding tahun lalu yang ada di angka Rp 16,47 triliun.

Kepala Bank Indonesia Penukaran Uang Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, untuk mendukung penukaran uang untuk masyarakat, BI telah bekerja sama dengan 77 bank umum dan 99 bank perkreditan rakyat (BPR). "Total ada sekitar 1.232 kantor cabang dan cabang pembantu yang siap melayani masyarakat," ujar dia dalam laporan tertulisnya, Senin, (05/06/2017).

Ketersediaan dana tunai tahun ini mengalami kenaikan hingga 1 persen. Kondisi ini dipengaruhi kondisi ekonomi serta sebagai upaya menjaga kualitas uang yang beredar. "Kami perbanyak cadangan untuk mempersempit ruang gerak para penjual uang yang marak saat Ramadan dan menjelang Lebaran," ujarnya.

Untuk tahun ini, komposisi uang baru receh yang bisa ditukar masyarakat masih didominasi uang pecahan besar atau Rp 20 ribu ke atas sebesar Rp 15,22 triliun atau sekitar 91,5 persen, sementara sisanya 9,3 persen atau sekitar Rp 1,42 triliun uang pecahan kecil Rp 10.000 ke bawah. "Kita tidak layani langsung, tapi masyarakat bisa menukarnya di bank atau BPR," kata dia.

Melihat pertumbuhan positif ekonomi tahun ini, potensi outflow uang cash yang keluar dari BI untuk Jawa Barat diprediksi mencapai Rp 12,7 triliun. "Total persediaan uang ditambah outflow mencapai 131,1 persen," ujarnya.

Selain melakukan penukaran uang receh, BI juga melakukan sosialisasi mengenai keaslian uang rupiah, termasuk ancaman peredaran uang palsu yang kerap terjadi saat momen besar seperti Lebaran tiba. "Kami berikan sosialisasi mulai mahasiswa, pelajar, pelaku usaha, sehingga bisa membedakan mana yang asli dan palsu," ujarnya.

Untuk menanggulangi peredaran uang palsu di masyarakat, ujar dia, BI telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. "Kami akan terus berikan edukasi juga, mulai kota hingga desa-desa," ujarnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya