Mendag Pastikan Harga Komoditas Pangan di Banyuwangi Stabil

Mendag Enggartiasto Lukito melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 20 Jun 2017, 17:45 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2017, 17:45 WIB
Mendag Enggartiasto Lukito melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur.
Mendag Enggartiasto Lukito melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur.

Liputan6.com, Banyuwangi - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukito melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam sidak tersebut, diketahui jika harga komoditas pangan di Banyuwangi relatif stabil, bahkan harga sebagian komoditas menurun.

Saat tinjau Pasar Blambangan, Mendag langsung berkeliling mengunjungi sejumlah kios pedagang. Mulai dari toko kelontong, penjual sayur mayur, hingga penjual daging. Di sana, Mendag bahkan menemui sejumlah pedagang toko kelontong yang menjual bahan kebutuhan pokok yang dipasok Bulog.

“Dari hasil pantauan, secara keseluruhan harga-harga komoditi stabil, bahkan cenderung turun. Bahakan sejumlah komoditas, menjadi penyumbang deflasi. Stabilnya harga ini tidak hanya di Banyuwangi, namun kondisi nasional relatif sama,” tutur Mendag dalam keterangan tertulis yang diterima liputan6.com, Selasa (20/6/2017).

Misalnya untuk harga beras pedagang menjual dengan harga Rp. 9500 perkilogram, telur Rp. 19 ribu per kg, daging segar lokal Rp 120 per kilogram, daging ayam Rp 32 ribu per kilogram, gula Rp. 11 ribu, minyak goreng Rp. 11 ribu per liter dan bawang putih Rp. 30 ribu per kilogram.

“Semua komoditi tersebut harganya stabil dan aman, kalaupun ada kenaikan tidak signifikan seperti daging sapi dan daging ayam, itupun dalam empat hari terakhir.Stok secara nasional juga aman sekali. Daging aman, beras aman, gula sangat aman, minyak goreng aman, begitu juga bawang putih,” katanya.

Komoditi telur, bahkan harga di tingkatan peternak justru di bawah harga acuan pemerintah. Pemerintah menetapkan harga telur dari peternak sebesar Rp. 18 ribu, tapi pedangang di Banyuwangi menjual Rp 19 – 20 ribu ke konsumen. “Ini menunjukkan bahwa penjual membeli di peternak di bawah 18 ribu,” katanya.

Mendag Enggartiasto lalu menjelaskan stabilnya harga ini tidak terjadi secara instan, tapi sejumlah strategi sudah dipersiapkan sejak akhir tahun 2016. Salah satunya adalah memastikan semua stok kebutuhan pokok aman.

“Stok sudah kami pastikan sejak akhir tahun lalu. Beberapa komoditi yang butuh suplai dari luar, sudah kami impor seperti bawang putih dan daging. Untuk bawang puting sengaja kami gelontorkan terus ke pasar untuk menekan harga. Hasilnya di pasar induk harga sudah turun hingga Rp. 13 ribu per kilogram,” ucap Mendag.

Selain itu, Kemendag juga melakukan impor daging. “Tapi di Jawa Timur tidak kami masuki daging impor, sesuai kebijakan Jatim, para peternak di Jatim mampu mencukupi kebutuhan regionalnya, apalagi di Jatim salah satu sentra daging yang cukup,” ujarnya.

Mendag juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak membatasi kuota impor daging. Menurut mendag hal ini untuk menghindari potensi korupsi yang bisa terjadi. Selain itu impor juga dibarengi dengan persiapan kemandirian swasembada daging.

“Kita lihat kebutuhan di lapangan, bila memang perlu baru kita impor. Kami juga minta kepada para importir sapi tidak hanya mengimpor sapi pedaging tapi juga indukannya, ini untuk menjaga keseimbangan jumlah sapi di dalam negeri, dan nantinya juga kita dorong agar mereka juga mau jadi peternak secara bertahap,” kata Mendag.

Sementara itu, Kepala Dinas Peridustrian dan Perdagangan Banyuwangi mengatakan pihaknya juga sering turun untuk memantau harga di pasaran. Menurut dia, sejumlah bahan pokok di Banyuwangi memang tidak mengalami kenaikan berarti, cenderung stabil.

“Kenaikan harga hanya emapt terakhir ini di sejumlah komoditas, seperti cabai dan danging ayam. Cabai hanya naik 5 ribu dari harga yang awal Ramadhan, daging ayam juga naik Rp 1.000 dari harga kemarin, sehingga jadi Rp 32 ribu,” ucap Ketut.

Untuk menjaga inflasi, lanjut dia, pemkab bersama Bulog banyak menggelar Gerakan Stabilisasi Pangan dan menggalakkkan Rumah Pangan Kita yang banyak digelar oleh desa-desa.

“RPK ini juga kami gelar di pasar-pasar. Harganya sangat bersaing. Contohnya gula yang justru turun menjadi Rp 11 ribu, sementara di pasar bisa dijual Rp 12 -13 ribu. Beras dijual Rp 46 – 50 ribu/5 kg, bawang putih Rp 30 ribu,” ujar Ketut.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya