Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi di sektor hulu migas sebesar US$ 3,98 miliar. Capaian tersebut masih jauh dari target, akibat rendahnya harga minyak dunia.
Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan, realisasi investasi semester I 2017 sebesar US$ 3,98 miliar atau baru 29 persen dari target yang ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran sebesar US$ 13,8 miliar.
"Ini tentu realisasi yang tidak diharapkan, karena investasi kecil, belanja ke industri pendukung juga kecil," kata Amien, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Advertisement
Baca Juga
Amien merinci untuk blok eksploitasi dari rencana investasi sebesar US$ 12,86 miliar, terealisasi US$ 3,96 miliar. Sedangkan untuk blok eksplorasi dari rencana investasi sebesar US$ 940 juta, terealisasi tidak lebih dari US$ 30 juta.
Kecilnya realisasi investasi tersebut akibat dari rendahnya harga minyak dunia, sehingga para kontraktor menunda pelaksanaan proyek. Selain itu, juga akibat regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah sebelumnya.
Namun, saat ini pemerintah telah melakukan perbaikan regulasi yang memudahkan investasi, di antaranya dengan merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 yang mengatur biaya operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di bidang hulu migas.
“Pemerintah terus berupaya menggairahkan iklim investasi hulu migas di Indonesia. Mudah-mudahan pada semester II 2017 ini dampaknya sudah bisa terlihat,” tutup Amien.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: