Menteri Rini: Kasus Grand Indonesia Jangan Sampai Terulang Lagi

Menteri Rini mewanti-wanti direksi BUMN untuk menjaga seluruh aset-asetnya agar tidak jatuh ke tangan pihak lain.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jul 2017, 14:06 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 14:06 WIB
Warga Ibu Kota ramaikan Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia
Warga Ibu Kota ramaikan Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengaku pihak swasta mulai mengeluh dengan perkembangan bisnis perusahaan-perusahaan pelat merah. Namun satu hal yang diingatkan Rini kepada direksi BUMN adalah supaya terus mempertahankan aset-asetnya.

Pesan tersebut disampaikan Rini saat Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV di kantornya, Jakarta, Jumat (7/7/2017). Dalam acara pelantikan ini, dihadiri sejumlah direktur utama (dirut) BUMN, seperti Dirut PT Wijaya Karya Tbk, Bintang Perbowo; Dirut PT Jasa Raharja (Persero) Budi Setyarso, dan lainnya.

"Saya pernah rapim dengan Pak Aloy (Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN). Dia ingatkan ke saya, swasta mengkritik kita, kok sekarang BUMN melulu. BUMN makin berkembang, lalu bagaimana posisi swasta?" kata Rini.

Dari kritikan swasta tersebut, Rini meminta kepada jajaran Kementerian BUMN maupun BUMN untuk bangga dengan segala pencapaian kinerja maupun perkembangan bisnis. Itu artinya, Rini bilang, BUMN telah menjalankan fungsinya, yakni berkontribusi secara nyata kepada masyarakat dan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita harusnya bangga, berarti kita melakukan fungsi kita karena BUMN seharusnya lebih mampu dari swasta. BUMN kan milik kita semua, milik swasta dan BUMN milik negara," jelasnya.

Rini mewanti-wanti direksi BUMN untuk menjaga seluruh aset-asetnya agar tidak jatuh ke tangan pihak lain. Total aset BUMN diperkirakan menembus Rp 7.035 triliun atau naik 11,2 persen dari realisasi tahun lalu Rp 6.325 triliun.

"Saya ingatkan jangan sampai kita kehilangan aset, kayak hotel Borobudur, atau seperti Grand Indonesia (GI), dan masih banyak lainnya. Tapi bukan berarti tidak boleh bekerja sama dengan swasta. Hanya saja tolong pikirkan jangka pannjang supaya jangan akhirnya hilang hanya dinikmati segelintir orang," tegas Rini.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya