Berantas Pencurian Ikan, Ego Sektoral Harus Dilepas

Poros maritim dunia tidak mungkin akan terjadi jika tidak ada peran dari komponen institusi dan masyarakat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jul 2017, 18:45 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2017, 18:45 WIB
Menteri Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menekankan Indonesia harus bisa membuktikan kedaulatan. Salah satu cara yang bisa disumbangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah dengan memberantas kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. 

"Kita teruskan kerja dan tunjukkan komitmen. Tanpa komitmen dan konsistensi yang diberikan oleh Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Satgas 115), saya tidak akan mampu melakukan tugas," ujar Menteri Susi dalam keterangan tertulis, Kamis (13/7/2017).

Menteri Susi mengatakan, pemerintah telah banyak melakukan hal dalam pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing). Meski begitu, Menteri Susi juga menyadari masih banyak yang belum diselesaikan.

Ia lalu mengajak para anggota Satgas Satgas 115 untuk terus optimistis. "Kita harus terus punya pemikiran optimistis betapa besar yang diberikan laut kita. Dengan keteguhan dan komitmen dari pemberantasan illegal fishing, ke depan kita harus tetap memberikan deterrent effect kepada pencuri ikan," lanjutnya.

Pemberantasan illegal fishing di Indonesia, sudah menjadi pionir bagi negara lain. Meski begitu, Menteri Susi menekankan pemerintah harus meningkatkan upaya dan tidak boleh lengah dalam mengawasi laut Indonesia.

Hal ini karena, kebutuhan pangan ikan di dunia guna menambah kualitas kecerdasan maupun kesehatan akan terus meningkat. Negara-negara maju maupun berkembang akan terus mengintai laut Indonesia.

"Saya juga mau mengingatkan laut adalah lintas kedaulatan. Laut juga teritorial yang selalu diawasi dan dijaga. Untuk itu, kita harus tunjukkan dengan kinerja Satgas 115, bahwa pengamanan laut itu butuh kapasitas dan fasilitas dan peralatan keamanan yang mumpuni," papar Susi.

Poros maritim dunia tidak mungkin akan terjadi jika tidak ada peran dari komponen institusi dan masyarakat, yang selanjutnya diarahkan pada pembangunan ekonomi kemaritiman.

"Kita harus menyadari bahwa misi pemerintah sekarang ini memprioritaskan bahari dan laut. Sehingga tidak boleh mengesampingkan penanganan sengketa dan kasus pencurian. Karena tanpa memperhatikan ini kita bisa jadi bahan cemoohan negara lain. Kita harus berani berantas," ia menambahkan.

"Saya yakin Satgas 115 menjadi leadership dalam memberantas kejahatan di laut. Tanpa ego sektoral, kita di sini melebur jadi satu," tutupnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya