Ada Lembaga Penyalur Resmi, Harga BBM di 4 Wilayah Ini Jadi Murah

Lembaga penyalur BBM resmi yang sudah beroperasi untuk program BBM satu harga mencapai 25 titik dengan operasi 4 lembaga penyalur resmi itu.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Jul 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 09:30 WIB
Harga BBM Berbeda di Setiap Kota
Sejumlah pengendara motor saat tengah mengisi bahan bakar di salah satu SPBU di Kuningan, Jakarta, Senin (19/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) akan menambah pengoperasian empat lembaga penyalur bahan bakar minyak (BBM) resmi pada Juli 2017. Hal tersebut untuk melaksanakan program BBM satu harga yang dicanangkan pemerintah.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, Pertamina bersama mitra akan mengoperasikan empat lembaga penyalur BBM satu harga pada Juli 2017. Empat titik tersebut meliputi Halmahera Selatan, Maluku Utara, Pulau Kabaruan, dan Pulau Karakelang, di Sulawesi Utara, dan Seram Bagian Barat, Maluku.

‎"Pertamina segera merealisasikan BBM satu harga, menyusul akan beroperasinya kembali lembaga penyalur pendukung pelaksanaan program BBM satu harga di empat lokasi pada bulan Juli ini," kata Adiatma, di Jakarta, Senin (17/7/2017).

Adiatma menuturkan, dengan beroperasinya empat lembaga penyalur pada Juli nanti, jumlah lembaga penyalur yang sudah beroperasi untuk program BBM satu harga mencapai 25 titik. Tercatat hingga akhir Juni lalu, realisasi pengoperasian lembaga penyalur BBM satu harga di seluruh Indonesia telah mencapai 21 titik, di daerah-daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal ( 3T ).

Ke-21 titik tersebut terdiri dari, delapan titik yang merupakan bagian program Papua satu harga, satu titik di Krayan, Kalimantan Utara, serta 12 titik bagian dari 54 titik yang menjadi target pelaksanaan program BBM satu tahun ini.

"Program BBM satu harga yang dicanangkan pemerintah terus kami dukung dan laksanakan termasuk pengoperasian empat titik baru pada bulan ini," ucap dia.

Dengan beroperasinya lembaga penyalur pada 25 titik tersebut, diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat, karena selama ini BBM dibeli dari pengecer antara Rp 15 ribu-25 ribu per liter, menjadi Rp 6.450 per liter untuk Premium dan Rp 5.150 per liter untuk Solar.

Adiatma mengungkapkan, proses pemetaan hingga terealisasinya BBM satu harga di suatu wilayah memerlukan waktu, karena setelah lokasi ditetapkan Pertamina perlu melakukan survei transportasi BBM, menggandeng investor lokal, pembangunan infrastruktur hingga akhirnya lembaga penyalur berupa APMS (Agen Premium Minyak dan Solar) di wilayah yang menjadi sasaran BBM satu harga beroperasi.

Sesuai rencana, BBM satu harga, pemerintah menargetkan pengoperasian 150 lembaga penyalur hingga 2019, masing-masing 54 titik pada 2017, 50 titik 2018, dan 46 titik pada 2019.

"Estimasi penyaluran BBM di daerah-daerah target program BBM satu harga akan mencapai sekitar 215 ribu KL pada 2017 dan menjadi 580 ribu KL pada 2019," tutur Adiatma.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya