BI Ramal Ekonomi Indonesia Kuartal III Tumbuh 5,2 Persen

Bank Indonesia juga optimistis inflasi dapat terkendali di kisaran 3-5 persen pada 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Agu 2017, 13:32 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 13:32 WIB
BI memperkirakan Pertumbuhan ekonomi Jakarta turun tipis ke 5,85%
Bank Indonesia juga optimistis inflasi dapat terkendali di kisaran 3-5 persen pada 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2017 yang sebesar 5,01 persen memang di bawah perkiraan. Namun demikian, angka itu akan kembali membaik di kuartal III 2017.

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengungkapkan, perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut karena konsumsi rumah tangga yang tahun lalu ada di kuartal II, tapi tahun ini bergeser ke kuartal III. Salah satunya faktor adalah tertundanya pembayaran gaji ke-13.

"Kami tetap melihat bahwa ekonomi Indonesia pada 2017 akan tumbuh di antara 5-5,4 persen. Dan kita lihat pada kuartal III dan kuartal IV akan tumbuh masing-masing 5,2 persen," tegas Agus di Gedung Bank Indonesia, Rabu (9/8/2019).

Peningkatan konsumsi rumah tangga ini selain karena adanya pencairan gaji ke-13 yang sempat tertunda, juga karena penundaan kenaikan beberapa harga komoditas dasar masyarakat seperti gas LPG 3 kg.

Agus optimistis, inflasi juga tetap terkendali hingga akhir 2017 yang diperkirakan antara 3-5 persen. "Jadi Bank Indonesia tidak akan melakukan revisi, karena kita optimis semester 2 ini akan lebih baik," tegas dia.

Seperti diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal II 2017 (Year on Year/YoY). Angka tersebut sama dengan pencapaian kuartal sebelumnya yang juga di angka 5,01 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 ini di bawah perkiraan. Namun, masih berada di koridor yang bagus dengan mempertimbangkan situasi global yang tidak pasti dan harga komoditas yang turun.

Ada beberapa yang memengaruhi angka pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 tersebut. Pertama adalah harga komoditas minyak dan gas dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal I 2017 secara umum mengalami penurunan. Hal tersebut menahan angka pertumbuhan ekonomi menuju ke level yang lebih tinggi.

Namun di luar itu, kondisi perekonomian global pada kuartal II 2017 terus menunjukkan adanya peningkatan. Ia mencontohkan ekonomi beberapa mitra dagang ‎Indonesia pada umumnya membaik sehingga mampu mendorong angka pertumbuhan ekonomi.

"China menguat dari 6,7 persen di kuartal II 2016 menjadi 6,9 persen di kuartal II 2017, Amerika Serikat (AS) juga menguat dari 1,2 persen menjadi 2,1 persen. Sedangkan Singapura menguat dari 1,9 persen menjadi 2,5 persen," jelas dia.

Selain itu, realisasi belanja pemerintah (APBN) kuartal II 2017 mencapai Rp 493,29 triliun atau 23,71 persen dari pagu 2017 sebesar Rp 2.080,5 triliun. Angka tersebut naik dibanding realisasi kuartal II 2016 mencapai Rp 475,89 triliun atau 22,85 persen dari pagu 2016 sebesar Rp 2.082,9 triliun. (Yas)

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya