PLN Bakal Ekspor Listrik 300 MW ke Malaysia

RI menggandeng Malaysia membangun PLTU di Kalimantan apalagi banyak sumber energi yang dapat dimanfaatkan seperti batu bara.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Nov 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2017, 10:15 WIB
Progress Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW untuk Indonesia
Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN akan memasok listrik hingga 300 Mega Watt (MW) ke Sabah, Malaysia. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PT PLN (Persero) dan Tenaga Nasional Berhad (TNB) dan Sabah Electricity Sdn. Bhd. (SESB).

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, MoU tersebut‎ terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x200 MW di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, jaringan interkoneksi Kalimantan-Sabah dan Penyediaan Tenaga Listrik Lintas Negara.

"Ini merupakan langkah sangat strategis dan bagian dari ASEAN Grid, khususnya Kalimantan ke Sabah," kata Sofyan, di Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Penandatanganan MoU tersebut ditujukan untuk pembangunan PLTU dan untuk memanfaatkan sumber batu bara yang melimpah di Kalimantan. Serta mengirim tenaga listrik sampai dengan 300 MW dari Kalimantan ke Sabah dalam perspektif rencana jangka panjang pengembangan daya optimal untuk Sabah dan Kalimantan.

Selain itu, proyek ini juga sebagai bagian dari rencana interkoneksi daya trans-Borneo, yang penyaluran tenaga listriknya difasilitasi oleh jaringan interkoneksi Kalimantan-Sabah.

Hal ini sesuai dengan skema Penyediaan Tenaga Listrik Lintas Negara, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2012 tentang Jual Beli Tenaga Listrik Lintas Negara, yang dimulai pada tahun 2021 atau tanggal yang ditentukan kemudian.

Proyek ini diharapkan dapat mewujudkan pembangunan proyek PLTU yang akan meningkatkan kestabilan sistem kelistrikan Kalimantan-Sabah

"Kalimantan ada banyak sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan. Semoga MoU ini menjadi awal dan terus berlanjut bagi Indonesia-Malaysia serta dapat memberikan benefit bagi TNB, SESB dan PLN. Proyek ini jika dilihat secara cermat mendatangkan keuntungan secara bisnis. Mudah-mudahan dalam waktu yang cepat bisa kita sepakati langkah-langkahnya," ujar Sofyan.

Kerja sama antara dua negara ini bermula dari pertemuan BIMP-EAGA pada 26 Juli 2017 di Bintulu, Sarawak tentang program Asian Grid, khususnya rencana Kalimantan-Sabah Cross Border Interconnection.

Nantinya, PLN, TNB dan SESB akan bekerjasama dan berkolaborasi untuk melakukan studi kelayakan pelaksanaan proyek, diantaranya studi sistem, teknologi, tambang batu bara, model bisnis, isu lintas negara, dan lainnya. Setelah studi kelayakan proyek dilakukan dan proyek dinyatakan layak, kerja sama ini akan ditingkatkan dalam bentuk Definitive Agreement (PPA atau PEA atau model kontrak yang lain).

"Kerja sama ini adalah proyek bersejarah. Kita sama-sama berdoa agar proyek ini dpt direalisasikan. Proyek ini menyatukan hubungan Indonesia-Malaysia dan membuka peluang kerjasama antara kedua negara," kata Presiden Direktur TNB Datuk Seri Azman Mohd.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

PLN Pasok Listrik ke Wilmar

Sebelumnya PT PLN (Persero) berkomitmen memasok listrik sebesar 60 mega volt ampere (MVa) ke PT Wilmar Nabati Indonesia (WINA)‎. Hal ini merupakan upaya peningkatan investasi di‎ kawasan Industri Dumai, Riau.

Komitmen tersebut tertuang dalam penandatanganan Surat Jual Beli Tenaga Listrik (SJBTL) antara PLN dan Wilmar. Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, PLN membangun Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV sepanjang 27 kilometer sirkuit (kms) dari Gardu Induk (GI) 150 kilovolt (kV) Dumai yang saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Pembangunan tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik Wilmar sebesar 60 MVa. Dia optimistis proyek ini dapat selesai pada semester I 2018.

"Tahap pertama kami penuhi sesuai permintaan. Namun, bila ada tambahan, PLN siap mengalirkan energi listriknya berapa pun," kata Wiluyo, usai melakukan penandatangan SJBTL, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu 15 November 2017.

Sementara itu, General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Irwansyah M Putra menuturkan penandatanganan SJBTL ini, Wilmar menjadi pelanggan PLN terbesar di Riau saat ini.

"Ini akan menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau," tutur Irwansyah.

Wakil Direktur PT Wilmar Nabati Indonesia Erik melanjutkan, dengan ada pasokan listrik dari PLN, Wilmar tidak lagi mengoperasikan pembangkit sendiri untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Mesin pembangkit tersebut akan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan produksi.

Erik menuturkan, sebelum mendapat pasokan listrik dari PLN, Wilmar mengoperasikan pembangkit berkapasitas ‎28 mega watt (MW). Perseroan juga akan memanfaatkan pasokan listrik dari PLN untuk pengembangan fasilitas produksi antara lain kilang, pabrik pupuk, dan industri turunan lainnya.

"60 MVA ini untuk pengembangan, selama ini kami sudah pakai 28 MW jadi sisanya pengembangan," tutur Erik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya