Nilai Bitcoin Meroket, Apa Kata Orang Terkaya Dunia?

Sejumlah orang kaya dunia angkat bicara soal lonjakan bitcoin. Ada pro dan kontra soal bitcoin.

oleh Irma Garnesia diperbarui 15 Des 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 08:00 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang virtual bitcoin kini menjadi pusat perhatian. Lonjakan nilai bitcoin membuat banyak pihak menjadi tertarik, dan ada juga skeptis. Ada sebagian besar orang senang dengan kenaikan imbal hasil investasi. Namun, ada juga takut nilai investasi itu hancur. Salah satunya bitcoin.

Bitcoin diperdagangkan di atas US$ 16.000 atau sekitar Rp 217 juta (US$ 1=Rp 13.593) pada pedagangan kemarin. Dalam satu "pasar" saja, Bitcoin diperdagangkan di atas US$ 18.000 atau Rp 244 juta. Ada sejumlah orang berminat meski harganya 11 persen di atas harga pasar.

Seperti yang pernah dibahas, tidak ada cara untuk memprediksi nilai bitcoin. Tidak ada nilai intrinsik. Sampai saat ini, bitcoin dibeli secara murni dengan harapan orang lain yang membelinya akan membayar lebih tinggi, pada waktu tertentu. Pada akhirnya, ini merupakan spekulasi mengenai psikologi manusia.

Mari kita lihat bagaimana investor dan orang kaya dunia berpendapat mengenai Bitcoin seperti yang dilansir Forbes, Jumat (15/12/2017):

Miliarder Carl Icahn, investor legendaris yang memiliki track record terpanjang dan terbaik di dunia menuturkan, dirinya tidak mengerti soal bitcoin."Jika Anda membaca seluruh sejarah mengenai Economic Bubble atau gelembung ekonomi, barangkali Anda akan paham," ujar Icahn.

Miliarder Warren Buffett, investor dengan value terbaik sepanjang masa mengatakan, "Jauhilah hal tersebut. Ini hanyalah fatamorgana, gagasan bahwa bitcoin memiliki nilai intrinsik yang sangat besar adalah sebuah lelucon, ini adalah cara untuk mentransmisikan uang."

Selain itu, miliarder Jamie Dimon juga mengatakan, "Ini bukan hal nyata, ini adalah penipuan."

Miliarder Ray Dalio, pendiri salah satu hedge fund terbesar di dunia menambahkan poinnya,

"Bitcoin adalah gelembung spekulatif (speculative bubble). Orang-orang berpikir mereka bisa menjualnya dengan harga lebih tinggi, maka jelas sudah bahwa ini adalah gelembung spekulatif."

Investor dan juga miliarder Leon Cooperman berujar, "Saya tidak punya uang di bitcoin. Bitcoin hanyalah euforia."

Miliarder Marc Lasry menyampaikan, "Seharusnya saya membeli bitcoin saat harganya US$ 300 atau sekitar Rp 4 juta. Saya tidak mengerti. Mungkin masuk akal untuk mencoba berpartisipasi pada Bitcoin, tapi saya tidak dapat memberi analisis apakah hal ini masuk akal atau tidak. Namun saya pikir Bitcoin ini nyata, karena lama-kelamaan ia menjadi mainstream."

Miliarder dan juga investor hedge-fund Ken Griffin berpendapat bitcoin punya banyak elemen. "Ini bukanlah masa depan mata uang, namun saya juga tidak akan menyebutnya sebagai penipuan, Bitcoin memiliki banyak elemen untuk dilihat seperti periode Tulip Mania," kata Ken.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Kata Miliarder Berkecimpung di Sektor Teknologi soal Bitcoin

Bitcoin
Ilustrasi bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Semua komentar di atas berasal dari orang-orang berkecimpung di Wall Street, dan mereka pun belum berpartisipasi menggunakan bitcoin. Namun bitcoin dinilai sebagai penemuan baru dalam teknologi. Jadi bagaimana para investor di bidang teknologi berpendapat mengenai hal ini?

Miliarder Jerry Yang, pendiri Yahoo mengatakan, "Bitcoin sebagai mata uang digital belum bisa digunakan secara maksimal. Saya pribadi percaya bahwa mata uang digital dapat berperan dalam masyarakat kita, tapi untuk saat ini, tampaknya fenomena ini didorong oleh hype dalam investasi dan pertukaran uang, sangat berlawanan dengan transaksi."

Mark Cuban menilai bitcoin "gelembung." Mark saat ini berinvestasi dalam cryptocurrency atau mata uang digital namun menyebutnya sebagai " Hail Mary."

Michael Novagratz, mantan orang Wall Street dan manajer hedge fund. Dia pernah menjadi miliarder dan mungkin juga pada saat ini, berkat bitcoin mengatakan "Seluruh pangsa pasar dari semua kripto yang berada di bawah US$ 300 miliar itu bukan apa-apa, ini bersifat global, saya tahu Bitcoin bisa maju lebih jauh.," ujar dia.

Dia menyamakan bitcoin atau pengganti nilai emas - yang mencapai nilai US$ 8 triliun di pasar dalam jangka waktu tidak lama, Bitcoin akan mencapai fase yang lebih tinggi." Namun dia mengakui seharusnya investasi tidak dilakukan lebih dari 1% hingga 3% dari total kekayaan.

Selanjutnya, Thomas Peterffy, salah satu orang terkaya di Amerika Serikat dan pendiri perusahaan elektronik terbesar, Interactive Brokers, pernah memperingatkan agar seseorang tidak membuat kontrak perdagangan berjangka dengan bitcoin. Dia mengatakan sebuah langkah besar dalam nilai ekonomi dapat mengacaukan organisasi kliring (bursa berjangka besar) yang dapat mengganggu kestabilan ekonomi.

Dengan semua pro kontranya itu, peluncuran Bitcoin akan dilakukan pada Minggu di CBOE, opsi produk pertukaran terbesar di dunia dan inovator utama dalam produk, pendidikan, dan perdagangan. Ini akan menjadi sangat menarik.

Memang sulit memprediksi katalis yang bisa menusuk gelembung pasar (market bubble), dalam hal ini, bitcoin. Akan selalu ada kecenderungan dan saling keterkaitan terhadap gelembung (bubble), dalam dunia ekonomi, yang tidak dapat diprediksi sebelum gelembung tersebut diletuskan (seperti halnya efek domino).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya