Mendag: Jumlah Uang Beredar Naik 10 Persen Saat Tahun Politik

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan tahun politik 2018 akan membawa keuntungan bagi perekonomian Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Jan 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2018, 14:00 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Ilustrasi uang (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan tahun politik 2018 akan membawa keuntungan bagi perekonomian Indonesia. Lantaran jumlah uang beredar akan meningkat dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional pada 2018.

Enggartiasto Lukita menuturkan, masuknya tahun politik bukan suatu yang perlu dikhawatirkan. Sebab, dengan banyaknya pemilihan kepala daerah (Pilkada) maka akan membuat banyak uang yang digelontorkan oleh para kandidat yang bertarung dalam 171 pilkada di tahun ini.

"Ini tahun politik uang beredar cukup banyak. Kinerja perekonomian semua menunjukkan data yang positif, jadi tidak ada kekhawatiran. Begitu selesai mulai pendaftaran (pasangan calon), orang banyak kumpul. ‎Walaupun katanya jangan kirim sembako tapi tidak usah dengan sembako, ada acara kumpul-kumpul, ada acara pembinaan saksi, ada acara sosialisasi, ini pasti jumlah uang beredarnya pasti meningkat," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (8/1/2018).

Bahkan, lanjut Enggar, jumlah uang beredar di tahun ini akan meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya. Uang beredar tersebut akan digunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif sehingga akan menggerakkan kegiatan ekonomi perdagangan.

"Di prediksi oleh BI kalau tidak salah ada 10 persen peningkatan uang kartal. Jadi mulai bulan depan pasti meningkat. Saya pernah jadi caleg tiga periode, kita ngumpulin makanan, mulai dari jagung rebus dan lain-lain. Jadi tidak perlu khawatir," kata dia.

Namun dampak positif dari Pilkada ini akan dirasakan jika gelaran pesta demokrasi tersebut bisa berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, Enggar menghimbau agar masyarakat bisa menjaga stabilitas kondisi keamanan dan politik di dalam negeri.

"Dan kalau ini berjalan dengan baik di tahun politik ini, investasi akan masuk, dan loncat pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Mendag: Tahun Politik Jadi Pendorong Ekonomi di Daerah

Mendag Enggartiasto Lukita menggelar kunjungan kerja ke Cirebon, Minggu (31/12/2017). (Liputan6.com/Panji P)
Mendag Enggartiasto Lukita menggelar kunjungan kerja ke Cirebon, Minggu (31/12/2017). (Liputan6.com/Panji P)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan, perekonomian di daerah akan tumbuh tinggi di 2018. Hal ini didorong berlangsungnya 171 pemilihan kepala daerah (pilkada) yang berlangsung pada tahun ini.

Enggar mengatakan, seperti yang terjadi sebelumnya, jumlah uang yang beredar di masyarakat pada tahun politik akan lebih besar. Hal ini terkait dengan belanja para kandidat yang akan maju dalam pilkada tersebut.

"Ini tahun politik, uang beredar banyak. Jadi perdagangan tidak perlu khawatir, baik dari uang kumpul, cetak kaus, sablon, orang ngumpul pasti sediakan makanan," ujar dia di Kantor Kemendag, Kamis 4 Januari 2018.

Dia mengungkapkan, dengan banyaknya uang yang beredar, bisa menggerakkan kegiatan ekonomi dan membuat pertumbuhan ekonomi di daerah lebih tinggi. Namun hal tersebut diharapkan seiring dengan terjaga tingkat inflasi di daerah.

"Jadi peningkatan ekonomi di daerah pasti meningkat. Yang soal adalah bagaimana peningkatan itu tidak ada push terhadap inflasi. Itu yang harus dijaga," tandas dia.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menterinya untuk fokus bekerja di 2018, meskipun tahun ini merupakan tahun politik. Sejumlah program pemerintah juga telah ditetapkan agar menjadi fokus di 2018 ini.

"Untuk tahun ini, walaupun 2018 adalah tahun politik, sekali lagi saya minta tetap fokus bekerja. Terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan, menurunkan angka kemiskinan," ujar dia di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Menurut dia, di bidang ekonomi dan investasi, Indonesia telah mendapatkan berbagai perbaikan peringkat dari lembaga rating internasional. Hal ini harusnya bisa menjadi modal bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat.

‎"Kepercayaan dunia internasional kepada kita juga semakin tinggi karena melihat apa yang sudah kita kerjakan, baik reformasi di perizinan, deregulasi maupun perbaikan dalam kemudahan berusaha. Data terakhir Fitch rating mengumumkan kenaikan peringkat dari sebelumnya BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil," kata dia.

Dan pada tahun ini, para menterinya diharapkan bisa fokus untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dalam negeri agar tahan terhadap guncangan ekonomi global.

"Faktor utama yang memicunya adalah upaya indonesia untuk terus meningkatkan ketahanan ekonominya terhadap guncangan terutama guncangan eksternal dan secara konsisten kita bisa terus menjaga stabilitas itu.‎ Dan apa yang sudah kita kerjakan pada tahun lalu harus kita perbaiki terus di 2018 ini," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya