Puncak Perjalanan Mudik dan Balik Lebaran 2025 Melenceng dari Perkiraan, Ini Penjelasan PT KA Bandung

Fleksibilitas kerja berpengaruh pada pergeseran prediksi puncak perjalanan mudik.

oleh Arie Nugraha Diperbarui 09 Apr 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 19:00 WIB
Stasiun Bandung, lebaran, mudik
Penumpang di Stasiun Bandung, Senin (7/4/2025). (sumber foto: Humas PT KAI Daop 2 Bandung).... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) 2 Bandung menyebutkan puncak perjalanan mudik dan balik lebaran 2025 melenceng dari perkiraan sebelumnya.

Menurut Manager Humasda PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardojo, sebelumnya puncak perjalanan mudik disebutkan pada Jumat, 28 Maret 2025 dan arus balik lebaran tahun ini diperkirakan terjadi pada Minggu, 6 April 2025 bergeser menjadi Rabu, 2 April 2025.

"Daop 2 sendiri pada tanggal 2 April lalu, mencatatkan keberangkatan tertinggi dengan jumlah pengguna sebanyak 25.809 pengguna jasa kereta api. Dan kedatangan tertinggi pada 2 April dengan jumlah 37.300 pengguna jasa kereta api," ujar Kuswardojo, Bandung, Senin (7/4/2025).

Kuswardojo berpendapat pergeseran perkiraan puncak mudik dan balik lebaran 2025 dengan menggunakan kereta api, sangat dipengaruhi oleh fleksibilitas kerja yang diberikan kepada masyarakat. 

Pola pergerakan pemudik pada Lebaran Tahun 2025 sangat berbeda, terjadi penyebaran arus mudik dan balik yang lebih baik di wilayah PT KAI Daop 2 Bandung, sehingga operasional dan pelayanan kepada pelanggan dapat berjalan lebih optimal. 

"Work from Anywhere (WFA) dan Work from Home (WFH) membuat pelanggan memiliki keleluasaan untuk melakukan perjalanan mudik di luar hari-hari yang sebelumnya diprediksi sebagai puncak arus mudik dan balik," kata Kuswardojo.

Kuswardojo menuturkan hingga H+6 Angkutan Lebaran bertepata dengan 7 April 2025, jumlah pengguna kereta api pada masa Angkutan Lebaran 2025 mulai 21 Maret-11 April 2025 juga terus meningkat. 

Data Senin, 7 April 2025 pagi tercatat sejumlah 384.897 calon penumpang telah memiliki tiket berangkat dengan kereta api dari PT KAI Daop 2 Bandung, dengan okupansi penumpang sebanyak 108,1 persen dari total 355.996 tempat duduk yang disediakan.

"Okupansi melebihi kapasitas tempat duduk dikarenakan dalam satu rangkaian kereta dapat dibeli lebih dari satu pelanggan yang melakukan perjalanan parsial atau bersifat dinamis," sebut Kuswardojo.

Kuswardojo sejumlah calon penumpang tersebut telah memiliki tiket berangkat dari berbagai stasiun di wilayah PT KAI Daop 2 Bandung dengan 29 KA yang disediakan dengan keberangkatan dari Daop 2 Bandung. 

Tercatat sampai dengan hari ini dari awal Angkutan Lebaran 2025 yakni 18 hari dioperasikan total ada 157.519 penumpang berangkat dari Stasiun Bandung dan hari ini ada 5.933 calon penumpang yang berangkat. 

"Di Stasiun Kiaracondong total ada 81.730 pelanggan dan hari ini ada 2.722 pelanggan yang berangkat. Sedangkan di Stasiun Tasikmalaya total ada 27.326 pelanggan dan hari ini ada 2.200 pelanggan yang berangkat," jelas Kuswardojo.

Sedangkan untuk kedatangan, kata Kuswardojo, selama 18 hari ini total sudah ada 163.168 penumpang yang datang di Stasiun Bandung dan hari ini ada 6.390 penumpang datang. 

Sementara di Stasiun Kiaracondong total ada 55.935 penumpang dan hari ini ada 5.067 pelanggan yang tiba. Untuk Stasiun Tasikmalaya total ada 31.849 pelanggan dan hari ini ada 1.223 pelanggan yang tiba.

"PT KAI Daop 2 Bandung juga terus mengimbau kepada para pelanggan untuk datang lebih awal ke stasiun, memperhatikan barang bawaannya, dan mematuhi aturan yang berlaku selama dalam perjalanan. Kami juga menginformasikan bahwa untuk stasiun Bandung dan Kiaracondong waktu boarding keberangkatan KA jarak jauh paling lambat adalah 5 menit sebelum kereta berangkat," jelas Kuswardojo.

Kuswardojo menganggap kebijakan WFA dan WFH memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk memilih waktu bepergian yang lebih fleksibel.

Hal ini tidak hanya mengurangi risiko kepadatan di stasiun dan dalam perjalanan, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap keselamatan dan kenyamanan perjalanan dengan kereta api. 

Perkiraan Puncak Arus Balik Sebelumnya

Sebelumnya dalam siaran medianya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menyediakan 4.591.510 tempat duduk untuk perjalanan yang berlangsung dari 21 Maret-11 April 2025. Puncak arus balik diperkirakan terjadi pada Minggu, 6 April 2025.

Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, dari total kapasitas tersebut, 3.443.832 tempat duduk dialokasikan untuk layanan Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ) dan 1.147.678 untuk layanan Kereta Api Lokal.

"Hingga 5 April 2025 pukul 07.00 WIB, sebanyak 4.131.904 tiket telah terjual atau setara dengan 89,99 persen dari total kapasitas. Rinciannya, tiket KA Jarak Jauh yang terjual mencapai 3.519.975 tiket dengan tingkat okupansi 102,21 persen. Sementara tiket KA Lokal terjual sebanyak 611.929 atau 53,32 persen dari kapasitas yang disediakan,” ungkap Anne.

Secara kumulatif, selama periode 21 Maret-4 April 2025 pukul 24.00 WIB, sebanyak 3.097.168 pelanggan telah menggunakan layanan kereta api yang dikelola langsung oleh KAI. 

Data per 5 April 2025, tiket yang telah terjual untuk tanggal tersebut mencapai 209.027 tiket, terdiri dari 180.790 tiket KA Jarak Jauh dan 28.237 tiket KA Lokal.

Selama masa Angkutan Lebaran 2025, PT KAI Group menyediakan total 59.129.350 tempat duduk dari berbagai jenis layanan kereta api. 

Sebagian besar kapasitas tersebut dialokasikan untuk kelas ekonomi, yakni sebesar 98 persen, meliputi 2.164.488 tempat duduk KA Ekonomi Jarak Jauh dan 55.635.358 tempat duduk KA Ekonomi Lokal.

Layanan tersebut mencakup KA Lokal, Commuter Line, KA Perintis Makassar-Parepare, LRT Sumsel, KA Bandara, dan LRT Jabodebek.

“Secara keseluruhan, selama periode Angkutan Lebaran 2025/1446 H (21 Maret – 4 April 2025), KAI Group berhasil melayani 19.034.724 pelanggan. Jumlah tersebut terdiri dari 3.097.168 pelanggan pengguna KA Jarak Jauh dan KA Lokal yang dikelola KAI, 14.407.314 pelanggan Commuter Line dan KA Lokal yang dioperasikan oleh KAI Commuter, serta layanan lainnya seperti LRT Sumsel (220.805 pelanggan), KAI Wisata (12.549 pelanggan), KAI Bandara (308.771 pelanggan), Whoosh oleh KCIC (227.297 pelanggan), LRT Jabodebek (751.015 pelanggan), dan KA Makassar-Parepare (9.805 pelanggan),” jelas Anne. 

Tingginya volume pelanggan ini merupakan bukti nyata keberhasilan integrasi layanan perkeretaapian nasional yang dijalankan oleh KAI Group bersama para entitas anak dan afiliasinya. 

Anne mengaku masyarakat kini semakin dimudahkan dalam melakukan perjalanan antarkota maupun perkotaan dengan konektivitas yang terintegrasi antar moda. 

Keandalan, ketepatan waktu, serta peningkatan fasilitas menjadi kunci tercapainya kepuasan pelanggan selama musim mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.

Berikut adalah 10 relasi terpadat selama masa Angkutan Lebaran 2025:

1. Gambir – Yogyakarta: 38.514 penumpang

2. Gambir – Semarang Tawang Bank Jateng: 35.462 penumpang

3. Yogyakarta – Gambir: 31.773 penumpang

4. Semarang Tawang Bank Jateng – Gambir: 28.966 penumpang

5. Pasarsenen – Lempuyangan: 27.359 penumpang

6. Gambir – Cirebon: 26.869 penumpang

7. Pasarsenen – Surabaya Pasar Turi: 26.543 penumpang

8. Gambir – Bandung: 26.434 penumpang

9. Surabaya Pasar Turi – Pasarsenen: 22.873 penumpang

10. Bandung – Gambir: 22.567 penumpang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya