Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan 25 wilayah kerja (WK) atau blok minyak dan gas bumi (migas), untuk dilelang pada tahun ini.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, setelah melakukan pendataan, blok migas yang siap untuk dilelang pada tahun ini ada 25 blok‎. Jauh lebih banya ketimbang tahun lalu yang tercatat 15 blok migas.
"Totalnya 25, itu yang sudah dievaluasi," kata Arcandra, di Jakarta, Rabu (17/1/2018‎).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Arcandra, 25 blok migas tersebut konvensional, terdiri dari blok migas baru, studi potensi bersama dengan perusahaan pencari migas atau Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dan blok yang pernah dilelang namun tak laku.
"WK baru, lama-lama, join study juga ada‎. Konvensional semua ya," ujarnya.
Arcandra melanjutkan, lelang 25 blok migas akan dilakukan pada Februari 2018. Blok migas yang dimenangkan lelangnya akan menggunakan skema bagi hasil migas gross split‎.
Hal ini diharapkan dapat mendorong investor mengikuti lelang. "Bulan Februari, sekitar pertengahan Februari. Dengan gross split sebenarnya insentif dari gross split semua kan," tutup Arcandra.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jumlah Blok Migas RI Menyusut
Keberadaan perusahaan pencari migas (Kontraktor Kontrak Kerjasama/KKKS) tidak memiliki modal alias duafa, membuat jumlah Wilayah Kerja (WK) atau blok migas menurun di Indonesia.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)‎ Amien Sunaryadi mengatakan, jumlah blok migas ada 255 pada 2017, menciut dari 2016 sebanyak 288 blok migas.
Blok migas tersebut 87 ekplorasi terdiri dari 73 blok produksi, 14 blok pengembangan. 119 eksplorasi 88 blok aktif,31 blok terminasi. Blok non konvensional terdiri dari 43 blok aktif dan 6 blok proses terminasi.
"Total ada 255 WK. Sebelumnya saya selalu Sebelumnya di 2016 ada 280 WK. Jadi dari 2016 jumlahnya 280 WK, di akhir 2017 jumlahnya 255 WK,"‎ kata Amien, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (5/1/2018).
Amien mengungkapkan, berkurangnya jumlah blok migas pada 2017 tersebut akibat dari blok migas yang kontraknya diputus (terminasi) karena tidak kunjung digarap oleh perusahaan pencari migas sampai waktu yang ditentukan.
"Ini KKKS-nya kelas duafa, mau seismik enggak punya uang mau eksplorasi enggak punya uang," ujar dia.
Amien menuturkan, kebanyakan perusahaan pencari migas duafa tersebut berasal dari dalam negeri. Dia menyebutkan blok migas yang digarap perusahaan pencari migas duafa di antaranya Selat Panjan dan West Kampar.
"Jumlah WK menurun tidak apa-apa karena kebanyakan yang terminasi ini adalah WK yang kelas dhuafa," tutur Amien.
Advertisement