Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa terdapat beberapa perusahaan minyak dan gas (migas) kelas dunia yang berminat untuk mengelola Blok East Natuna.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, ‎terdapat beberapa perusahaan dari luar negeri yang tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam mengelola Blok East Natuna bersama dengan PT Pertamina (Persero).
"‎Ada dari Jepang, China juga datang. Ada juga Mubadala dari Uni Emirat Arab," kata Ego, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah membuka kesempatan kepada semua perusahaan pencari migas untuk mengelola Blok East Natuna bersama Pertamina. Dengan begitu diharapkan dapat mendorong produksi migas di Tanah Air.Â
"Jadi sekarang siapapun selama itu mengedepankan kepentingan nasional ya kita dorong. tapi satu yang harus digarisbawahi yaitu harus menguntungkan negara," tutur Ego.
Blok East Natuna telah diserahkan ke Pertamina, maka perusahaan yang berminat untuk berpartisipasi bisa melakukan kerja sama langsung dengan Pertamina.
"East Natuna ini secara hukum masih punya Pertamina, masih punya Pertamina, ini saya buka saja," tutup Ego.
Â
PetroChina International Companies
Sebelumnya, Perusahaan pencari minyak dan gas bumi (migas) PetroChina tertarik berpartisipasi untuk mengelola Blok migas East Natuna. Sebelumnya Exxon Mobil telah menyerahkan pengelolaan blok tersebut ke PT Pertamina (Persero).
Presiden PetroChina International Companies ‎untuk Indonesia Gong Bencai mengatakan, PetroChina tertarik begabung dengan Pertamina untuk mengelola Blok East Natuna. Perusahaan asal China tersebut ingin melakukan kajian bersama untuk mengembangkan blok tersebut.
PetroChina sudah memiliki teknologi dari hasil pusat riset anak usaha China National Petroleum Corporation (CNPC) untuk diterapkan pada pengembangan Blok East Natuna. Saat ini teknologi tersebut sedang diujicoba pada Blok Jabung, Jambi yang dioperatori PetroChina.
‎"Petrochina punya teknologi,‎ sedang diuji cobakan di Jabung," tutur Bencai Rabu (10/1/2018).
Bencai memperkirakan, investasi yang akan digelontorkan untuk pengembangan Blok East Natuna mencapai US$ 40 miliar. Kerjasama ini sejalan dengan program One Belt and One Road Initiative (OBOR) atau KTT Jalan Sutra Beijing.
"Ini program mahal US$ 40 miliar ada program OBOR pemerintah China akan mendukung ini, itu perkembangan dari East Natuna," tutupnya.
Advertisement