1 Juta Petugas Bakal Kawal Sensus Penduduk 2020

Dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020, BPS akan memenuhi tiga prinsip, yakni akurat, banchmark, dan komprehensif.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Feb 2018, 11:29 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 11:29 WIB
Kick Off Sensus Penduduk (SP) Tahun 2020 di kantor BPS, Jakarta, Rabu (14/2/2018). (Baw/Liputan6.com)
Kick Off Sensus Penduduk (SP) Tahun 2020 di kantor BPS, Jakarta, Rabu (14/2/2018). (Baw/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengerahkan sekitar satu juta petugas pencacah, supervisor, dan posisi lainnya dalam rangka menyukseskan Sensus Penduduk (SP) tahun 2020. Sensus Penduduk rencananya akan berlangsung pada Juni 2020, dan diawali dengan sensus mini pada Juli 2018.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, M. Sairi Hasbullah mengungkapkan, Sensus Penduduk yang diselenggarakan Indonesia merupakan nomor empat terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat (AS). 

"Di SP 2020, akan melibatkan 800 ribu pencacah. Belum lagi supervisor, dan lainnya, jadi kurang lebih satu juta petugas terlibat di luar organik BPS," ujar dia dalam Kick Off SP Tahun 2020 di kantor BPS, Jakarta, Rabu (14/2/2018).

Sensus Penduduk 2020 rencananya digelar pada Juni 2020. Dalam pelaksanaannya, Sairi mengaku, akan menghadapi tantangan yang berkaitan dengan isu privasi yang makin dominan.

"SP 2020 berhadapan dengan isu privasi yang makin dominan, kepercayaan masyarakat, dan waktu luang yang sulit ditemui. Masyarakat semakin individualis, tidak seperti di tahun 1990-an, mereka menyambut antusias kalau ada petugas BPS yang datang untuk sensus," jelas Sairi.

Oleh karena itu, BPS akan menggunakan inovasi dalam metode pengumpulan data di lapangan.

 

Metode Pencacah

BPS Luncurkan Logo Sensus Ekonomi 2016
Suasana saat peluncuran logo sensus ekonomi 2016 di Kantor BPS Jakarta, Jumat (8/5/2015). Badan Pusat Statistik (BPS ) meluncurkan logo baru sensus Ekonomi 2016 (SE2016). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, BPS akan menggunakan tiga jenis metode pencacahan, yakni PAPI (Paper and Pencil Interviewing), CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing), dan CAWI (Computer Assisted Webinterviewing).

"Kita juga akan memanfaatkan teknologi geospasial dalam kerangka induk dan pengumpulan data, dan tiga pendekatan dalam metode pencacahan CAPI, CAWI, dan PAPI sehingga pencacahan SP 2020 lebih mulus dan hasilnya lebih berkualitas," tutur Suhariyanto.

Dalam pelaksanaan SP 2020, BPS akan memenuhi tiga prinsip, yakni akurat, banchmark, dan komprehensif.

"Hasil SP harus akurat karena akan menjadi banchmark karena datanya komprehensif. Hasil SP 2020 sangat penting untuk bisa menjadi penajaman target di Kementerian/Lembaga guna mendorong pembangunan nasional," tandas Suhariyanto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya