Liputan6.com, Jakarta - Punya usaha bersama teman bisa menimbulkan masalah jika Anda tidak bisa memisahkan hubungan pribadi dengan hubungan kerja. Apa saja yang perlu diperhatikan?
Memiliki usaha atau bisnis sendiri itu baik. Tapi jika Anda merasa berat melakukannya sendiri, baik dari segi permodalan maupun kemampuan manajerial, akan lebih baik bila menggandeng partner bisnis.
Jika Anda tergolong tipe orang yang sulit menaruh kepercayaan kepada orang lain dan tak mau ambil risiko, tak ada salahnya mengajak teman atau sahabat lama Anda menjadi mitra bisnis.
Advertisement
Baca Juga
Membangun bisnis bersama teman jauh lebih mudah dan menyenangkan dibandingkan dengan orang yang baru dikenal. Pasalnya, kita sudah memahami karakter dan gaya satu sama lain, dan ini menjadi modal awal untuk memperkuat posisi kerja sama tersebut.
Namun sayangnya, tak semua bisnis bareng teman selalu berbuah manis. Kadangkala cobaan datang menghadang, bahkan bisa mengancam hubungan pertemanan karena salah dalam mengelola bisnis.
Memiliki usaha bersama teman bisa menimbulkan masalah jika Anda tak bisa memisahkan antara hubungan pribadi dengan hubungan kerja. Karena itu, jangan sembarangan pilih teman sebagai mitra.
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar bisnis bersama dapat berjalan dengan lancar. Misalnya, Anda harus benar-benar mengetahui potensi teman bisnis dan juga potensi diri Anda sendiri, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan saat mengelola usaha bersama tersebut.
Untuk lebih lengkapnya, ikuti paparan Danaxtra berikut ini.
1. Jalin Bisnis dengan Teman yang “Benar-benar Teman”
Kalau boleh diartikan, teman yang benar-benar teman itu sama dengan sahabat. Pasalnya, usaha Anda tidak akan selamanya mengalami kemudahan.
Nah, saat usaha bersama Anda sedang mengalami ujian, loyalitas partner Anda akan diuji. Biasanya mereka yang hanya merupakan teman tidak akan segan-segan meninggalkan usaha bersama, saat dia merasa tidak ada harapan lagi dalam menjalankan bisnis yang dibangun bersama.
Sedangkan mitra bisnis yang merupakan sahabat, akan tetap loyal meskipun perusahaan sedang dilanda keterpurukan. Karena sebagai sahabat, dia yakin bahwa musibah tersebut merupakan jalan menuju kesuksesan di kemudian hari.
2. Memiliki Kecocokan Karakter
Bila Anda tak bisa menggandeng sahabat, tak masalah menggandeng teman biasa selama Anda mengetahui karakter teman Anda tersebut.
Anda harus membandingkan dengan karakter Anda sendiri, sehingga Anda dengan partner bisnis Anda bisa saling mengisi. Hal ini penting sekali untuk membangun chemistry dalam berbisnis.
Selain itu, karakter yang cocok juga penting agar Anda bedua mampu menjalankan bisnis dengan tanggung jawab yang sama serta loyalitas yang sama pula. (Agar bisa harmonis, coba simak: 4 Tipe Kepribadian dalam Mengelola Keuangan).
3. Sudah Ada Chemistry
Karena sudah sering bersama, Anda tak perlu lagi membangun chemistry dengan teman Anda. Anda tentu sudah mengenal karakter teman Anda, sehingga Anda lebih klop jika berinteraksi dengan teman Anda tersebut. Dan meski memiliki banyak perbedaan sifat, karakter, dan perilaku, dia adalah orang yang paling mengerti kita.
Tentunya akan berbeda jika Anda mencari orang baru untuk menjadi partner bisnis Anda, sebab Anda harus beradaptasi dengan karakternya.
Selain itu, jika berbisnis dengan orang baru, Anda harus mengetahui latar belakangnya, apakah dia pernah melakukan kecurangan dalam bisnis sebelumnya, atau malah tindakan kriminal (penipuan). Terkadang karena ketidaktahuan seseorang terhadap partner bisnisnya membuatnya terkejut dan tidak puas terhadap kinerjanya.
Advertisement
4. Komitmen
Langkah selanjutnya adalah penentuan bidang usaha yang ingin digeluti. Disarankan agar memilih bidang sesuai keahlian dasar salah satu pihak yang mana jauh lebih minim resiko.
Hindari bidang baru yang masih awam dan tak sesuai keahlian. Misalnya, jika Anda atau teman Anda jago merakit komputer, dianjurkan agar tak menekuni usaha kuliner.
Setelah ada komitmen di awal tentang penentuan usaha yang akan dijalankan, Anda perlu saling introspeksi diri. Jangan cuma menganalisa kemampuan berbisnis teman. Anda juga perlu melihat ke dalam diri sendiri, apakah kondisi Anda tepat untuk berbisnis.
Jangan karena hanya semangat membuka usaha, Anda jadi mengecewakan sahabat. Hal ini biasanya terjadi pada kondisi terlalu memaksakan diri saat bisnis belum siap atau komitmen belum ada titik temu.
Selain memperhatikan keahlian, masing-masing pihak juga perlu mempertimbangkan potensi pasar. Jangan tekuni usaha tak menjanjikan alias minim potensi, coba pertimbangkan kembali dan cari ide yang lebih segar.
5. Tentukan Tujuan dan Target Usaha
Setelah Anda melihat adanya peluang usaha dan ingin membuka usaha dengan teman, Anda segera tentukan tujuan dan target penjualan serta peran masing-masing pihak.
Hal ini perlu dilakukan secepat mungkin, agar mengetahui apakah Anda dan teman Anda merupakan pasangan yang tepat untuk membuka usaha bersama. Jika ternyata Anda berdua tidak sepaham, belum terlambat untuk membatalkan. Jangan sampai persahabatan rusak gara-gara usaha yang tidak berjalan sesuai rencana.
Selain itu, sebuah usaha mustahil berkembang pesat tanpa suntikan modal usaha memadai. Kunci sukses berbisnis dengan teman yaitu menyuntik besaran modal secara transparan dan berimbang. Uang yang disetor sebagai modal harus murni investasi, bukan dana kebutuhan keluarga, sehingga terhindar dari masalah pribadi. (Baca juga: Bussines Plan agar Usaha Selalu Terarah).
6. Buat Surat Kontrak
Sebelum memulai usaha, penting untuk membuat surat perjanjian yang berlandaskan hukum, berupa kontrak tertulis di atas kertas yang dilengkapi materai, termasuk poin soal pembagian tugas dan keuntungan.
Dengan demikian, bakal terhindar dari permasalahan sepele di masa depan. Kontrak wajib diperbarui setiap terjadi penambahan modal sebagai imbas usaha yang makin berkembang.
Di sini berlaku pepatah "bisnis adalah bisnis", sehingga meski menjadikan teman sebagai mitra bisnis, perlu sebuah payung hukum yang memperkuat kerja sama Anda dengan teman Anda.
7. Pembagian Tugas
Pembagian tugas serta kewajiban masing-masing pihak harus dibicarakan dan ditetapkan sebelum usaha berjalan. Semua harus jelas dan tercatat dalam kontrak kesepakatan. Apabila semua pihak ingin aktif, maka perlu susunan posisi struktural demi menentukan puncak pimpinan.
Pastikan juga Anda bekerja secara profesional, dan bedakan antara bekerja dan bermain. Bisa saja saat Anda berkumpul dengan teman, yang Anda ingin lakukan adalah curhat, berbelanja, atau pergi ke tempat kongkow bersama. Namun saat sedang dalam keperluan kerja, sebaiknya hindari kegiatan seperti itu. Ingat, Anda adalah pemilik usaha yang harus bekerja secara profesional.
Jika Anda menjalankan bisnis skala mikro dan kecil, itu tak memerlukan tenaga karyawan dalam jumlah banyak. Di sini peran pendiri harus bisa menempatkan diri sebagai karyawan sekaligus pemilik bisnis.
Prinsipnya, company is me. Saya adalah pemilik sekaligus karyawan perusahaan tersebut. Ketika usaha mulai berkembang dan punya modal lebih besar, baru boleh mempekerjakan beberapa karyawan.
Advertisement
8. Temukan Kelebihan dari Teman Bisnis Anda
Membangun bisnis bukanlah hal mudah, sehingga Anda harus mengetahui kelebihan dari teman bisnis Anda sejak awal. Tujuannya agar teman bisnis Anda tidak menjadi penghalang kesuksesan usaha bersama di kemudian hari.
Kelebihan teman bisnis Anda bisa menjadi pendorong kemajuan usaha bersama yang sedang dibangun. Misalnya, teman Anda itu pintar dalam berbicara dan menyakinkan orang, sehingga bagus untuk promosi produk atau jasa dari usaha Anda.
Sebaliknya, Anda tidak boleh hanya menuntut kelebihan dari rekan bisnis Anda. Anda pun harus memiliki kelebihan untuk menunjang bisnis bersama tersebut.
9. Menggabungkan Skill yang Berbeda
Dalam membangun sebuah bisnis, tentu Anda butuh tak hanya satu skill, melainkan banyak skill. Harus ada pihak yang bisa memproduksi, juga yang memasarkan.
Sebagai contoh, ada orang yang pintar membuat kue, namun dia akan tergagap-gagap jika disuruh berjualan kue. Begitu juga sebaliknya, ada yang mampu berjualan namun tak bisa membuat kue.
Selain dibutuhkan kemampuan marketing dan produksi, dalam sebuah bisnis dibutuhkan juga orang yang mampu mengelola keuangan, sehingga bisa secara rinci mencatat pengeluaran dan pemasukan.
Selain itu, orang keuangan biasanya akan detail dalam mengeluarkan uang, sehingga jika dia diminta untuk mencairkan uang, dia akan meminta rinciannya. Orang seperti itu justru dibutuhkan dalam suatu bisnis agar keuangan usaha Anda aman. Nah, jika Anda memiliki teman seperti itu, lebih baik direkrut sebagai partner bisnis Anda.
10. Menyelesaikan Masalah Lebih Ringan
Selain modal dan skill, kita juga bisa saling bertukar pikiran jika usaha mengalami kendala, sehingga solusi masalah terasa lebih ringan. Karena pemikiran dua orang atau lebih jika digabung dalam menyelesaikan masalah akan lebih mudah.
11. Resiko Ditanggung Bersama
Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentu tak selalu untung. Terkadang di awal atau tengah perjalanan bisa mengalami kerugian. Namun jika usaha dilakukan bersama teman, maka akan terasa ringan karena risiko bisa ditanggung bersama.
Biasanya, seorang teman tak akan kabur ketika sedang mengalami permasalahan. Beda halnya dengan seorang rekan kerja yang lebih menggunakan azas kemanfaatan.
Advertisement
12. Modalnya Bisa Patungan
Kerja sama dengan teman lebih realistis dibanding membuka usaha sendirian. Selain modalnya bisa patungan, jika teman Anda berperan sebagai investor, biasanya dia mau meminjamkan modal tanpa bunga sebagaimana halnya bank, sehingga Anda gampang dalam mengembalikannya. Atau Anda bisa juga berbagi keuntungan dengan teman Anda yang pemilik modal, jika dia sebagai investor dan Anda sebagai penggerak bisnisnya.
Untuk bisnis atau usaha yang dijalankan secara tim, tentu saja modal yang diperlukan akan dibagi berdasarkan jumlah tim yang ada. Jika Anda membuat bisnis tersebut bersama satu orang teman, maka modal berasal dari dua pihak, masing-masing 50 persen dari Anda dan 50 persen dari teman Anda.
Sedangkan untuk pembagian keuntungan juga perlu untuk diperhatikan, agar nantinya keuntungan tersebut dapat terbagi dengan adil, dan tidak menimbukan pertikaian di kemudian hari.
13. Bagi-bagi Tugas
Setelah modal telah terkumpul, selanjutnya Anda perlu membagi tugas dalam menjalankan usaha tersebut. Misalnya, bisnis bersama itu di bidang fesyen. Dalam menjalankan usaha tersebut, Anda harus menyiapkan produk dan mencari pelanggan. Pembagian tugasnya, apakah Anda yang fokus pada pembuatan produk (produksi sendiri), atau reseller, sedangkan teman bisnis Anda fokus terhadap promosi dan penjualan.
Hal ini perlu dilakukan agar Anda dan teman bisnis Anda masing-masing memiliki beban tugas yang sebanding, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Juga demi berlangsungnya usaha tersebut, karena ada peran dan fungsi masing-masing dalam perusahaan.
14. Siapakah yang Berhak Mengambil Keputusan?
Ini poin paling penting. Perlu disepakati siapa yang menjadi komandan dalam bisnis yang kalian jalankan alias siapa yang berhak mengambil keputusan. Sebab jika semuanya berhak mengambil keputusan, maka perusahaan yang Anda bangun ibaratnya kapal dengan dua nakhoda.
Tipsnya, tunjuk di antara atau teman Anda, siapa yang paling menonjol bakat kepemimpinannya, atau yang paling senior dan bijaksana.
15. Disiplin
Kedisiplinan dan ketegasan merupakan kunci sukses berbisnis dengan teman. Sikap tersebut harus dimiliki oleh masing-masing pihak sesuai kesepakatan bisnis yang disusun sejak awal. Dengan begitu, segala bentuk perselisihan yang memicu kehancuran bisa terhindarkan.
Advertisement
16. Bekerjalah Secara Profesional
Dalam berbisnis bersama teman, usahakan tetap mengedepankan profesionalisme dan persahabatan. Anda perlu belajar tentang mengelola konflik, khususnya terkait hal-hal yang membuat kita tidak bisa tegas dalam bersikap. Sisi positifnya berbisnis dengan teman adalah lebih mudah dalam menyamakan visi dan kepercayaan.
Berikut beberapa alternatif bisnis bersama teman:
1. Bisnis Makanan
Bisnis ini tentunya sangat mengasyikan jika dijalankan bersama teman, apalagi yang hobinya memasak. Jika bisnis bersama teman, Anda bisa bergantian, yang satu masak yang lainnya melayani pesanan pembeli atau sebaliknya.
2. Bisnis Online
Bisnis online ini adalah bisnis yang baik jika dilakukan bersama teman. Sementara yang satunya melakukan pemasaran atau transaksi secara online, yang lainnya mengirim barang pesanan. Atau yang satu mencari stok barang, yang lainnya memasarkan secara online.
3. Bimbingan Belajar
Bisnis seperti ini biasanya dikelola bersama teman-teman. Ini akan memudahkan dalam bagi-bagi tugas. Misalnya yang satu mengajar, yang lainnya mengurusi administrasi/pendaftaran sambil melakukan pemasaran secara online. Bisa juga yang satu mengajar, yang lainnya melayani jika ada murid yang mau membayar uang bimbel.
4. Buka Bengkel
Bisnis ini tentunya cocok untuk Anda yang hobi otomotif. Jika servis kendaraan pelanggan dilakukan bersama teman, tentu akan lebih memudahkan bagi Anda. Apalagi kalau pelanggannya teman-teman komunitas otomotif yang Anda ikuti, misalnya. Jika bengkel Anda dijadikan tempat nongkrong para anggota komunitas, tentu bengkel Anda tak akan sepi dari pelanggan.