Liputan6.com, Jakarta - PT Freeport Indonesia menyatakan, hak partisipasi (participating interset/PI) Rio Tinto sebesar 40 persen yang diincar pemerintah, setara dengan 40 persen saham Freeport.
Executive Vice President Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, untuk memiliki saham Freeport menjadi 51 persen, salah satu mekanisme yang lakukan adalah mengonversi hak partisipasi Rio Tinto dalam mengelola tambang Grasberg sebesar 40 persen.
"Iya memang seperti itu, mekanismenya," kata Tony di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Tony, 40 persen hak partisipasi Rio Tinto setara dengan 40 persen saham Freeport. Namun untuk mekanisme perhitungannya, dia tidak bisa menjelaskan detail.
"Sama, one for one, satu banding satu. 40 persen ya 40 persen. Tapi mungkin detailnya enggak bisa saya kasih ke publik ya, karena masih dibicarakan," tutur Tony.
Saat ini, pemerintah dan Rio Tinto sedang menghitung nilai hak partisipasi yang akan dikonversi menjadi 40 persen saham Freeport. Dia pun optimistis proses pelepasan saham (divestasi) menjadi 51 persen dapat selesai sampai April 2018.
"Saya belum tahu juga hasilnya, karena itu antara pemerintah dengan Rio Tinto pada dasarnya. Detailnya saya enggak bisa kasih karena memang sedang didiskusikan," tuturnya.
Untuk diketahui, saat ini porsi saham Freport Indonesia adalah 81,28 persen dimiliki induk perusahaan Freeport McMoran, 9,36 persen dimiliki Freeport Indonesia dan 9,36 persen dimiliki Indocopper Investama.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot mengungkapkan, jika pihak nasional sudah memiliki 51 persen saham Freeport Indonesia, maka saham Freeport McMoran akan terdilusi dengan mengonversi hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40 persen dan membeli saham Indocopper Investama sebesar 9,36 persen.
Dengan begitu, porsi saham pemerintah Indonesia menjadi 51 persen, sedangkan Freeport McMoran sebesar 49 persen.
"Bahwa untuk capai 51 persen (saham Freeport Indonesia) bisa melalui dan setuju di convert 81 persen terdilusi, nanti jadi 49 persen karena yang 51 persen diberikan ke pemerintah," tandas Bambang.
Jonan: Harga Pasar 40 Persen Hak Partisipasi Rio Tinto Rp 43 T
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan memperkirakan nilai atau harga pasar dari 40 persen hak partisipasi Rio Tinto yang akan dibeli pemerintah sekitar US$ 3,2 miliar atau setara Rp 43,2 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS).
Membeli hak partisipasi perusahaan tambang asal Australia dan dikonversi menjadi saham merupakan cara pemerintah untuk mengambil alih 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
"Kalau 40 persen (nilai pasar hak partisipasi Rio Tinto) US$ 3,2 miliar. Kita maunya lebih kompetitif daripada itu," kata Jonan saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Perkiraan tersebut, diungkapkan Jonan berdasarkan asumsi perhitungan kapitalisasi pasar Freeport McMoran di pasar modal AS sekitar US$ 20 miliar. Sedangkan Freeport Indonesia sekitar 40 persen dari kapitalisasi pasar induk usahanya.
"Jadi nilainya Freeport Indonesia mungkin US$ 8 miliar," ucap mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu.
Lebih jauh Jonan menjelaskan, keputusan untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40 persen membutuhkan waktu cukup lama. Sebab perlu dilakukan due diligence guna mengetahui harga yang cocok untuk 40 persen hak partisipasi tersebut.
"Tim Kemenkeu dan Inalum menunjuk pihak independen bersama untuk melaksanakan due diligence, yakni Morgan Stanley. Dia yang melakukan evaluasi teknis, engineering, keuangan, hukum supaya kita tahu 40 persen itu nilainya berapa," paparnya.
"Lalu ini (hasilnya) akan direfleksikan untuk negosiasi mengambil sisa (saham) dari Freeport McMoran. Karena kalau beli langsung (tanpa hak partisipasi) pasti harganya mahal," Jonan menambahkan
Dia menargetkan, proses divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia tuntas Juni 2018. "Targetnya selesai Juni ini," pungkas Jonan.
Advertisement