Tutup Usia, Ini Kisah Sukses Pendiri Matahari Hari Darmawan

Hari Darmawan merupakan pendiri Matahari Department Store. Matahari merupakan pusat perbelanjaan yang pernah capai popularitas pada era 1990-an.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mar 2018, 12:24 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2018, 12:24 WIB
matahari
Hari Darmawan, pemilik Taman Wisata Matahari (TWM) Hari Darmawan, ditemukan tewas di pinggir Sungai Ciliwung, Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia usaha Indonesia. Salah satu lagi pengusaha nasional yang juga pendiri Matahari Department Store, Hari Darmawan, tutup usia.

Hari Darmawan ditemukan tewas di pinggir Sungai Ciliwung, Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jenazah pendiri Matahari Department Store ini ditemukan tersangkut batu oleh warga sekitar pukul 06.30 WIB pada Sabtu (10/3/2018).

Nama Hari Darmawan mungkin terasa asing. Akan tetapi, usaha yang dibentuknya, yaitu Matahari Department Store, sempat merajai industri ritel. Sebelum dijual ke grup Lippo, Hari Darmawan merupakan pendiri dan pemilik Matahari Department Store.

Mengutip dari berbagai sumber, Sabtu pekan ini, Hari Darmawan kelahiran 27 Mei 1940 di Makassar berasal dari keluarga pengusaha. Ayah Hari Darmawan, Tan A Siong, seorang pengusaha asal Makassar. Ayahnya memiliki usaha produk pertanian.

Pada usia lima tahun, Hari harus melihat usaha keluarganya bakrut. Kemudian orangtuanya kembali membangun usaha kembali dari nol. Sejak usia dini ia sudah diajarkan mengenai kerja keras, ketekunan, dan pantang menyerah saat berdagang. Usai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Hari Darmawan merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

Kemudian dia bertemu jodohnya, Anna Janti, yang merupakan putri dari pemilik "Mickey Mouse", toko serba ada berukuran kecil di Pasar Baru. Pada saat itu, Pasar Baru merupakan distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta.

Hari pun berjuang untuk mengembangkan bakat usahanya usai membeli toko serba ada milik mertuanya tersebut. Hari mampu mengelola toko itu hingga berkembang pesat.

Ia membeli toko serba ada di Pasar Baru bernama Toko De Zon, yang artinya The Sun atau Matahari. Hari mengganti nama toko itu menjadi Matahari. Hari membeli toko itu lantaran pemilik De Zion yang merupakan pesaingnya sedang kesulitan keuangan.

Ia membuka gerai pertama Matahari pada 24 Oktober 1958. Gerai tersebut di gedung dua lantai seluas 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta. Pada 1980-an, Matahari membuka cabang-cabangnya di hampir semua kota besar di Indonesia.

Toko tersebut terkenal sebagai toko jaringan ritel terbesar di Indonesia. Hari memiliki strategis bisnis yang baik. Ia memajang produk dengan lengkap, sehingga konsumen datang ke tokonya dan memilih barang yang mereka suka dengan kualitas terbaik. Ia memulai konsep Matahari dengan department store mulai 1972.

Dengan konsep penjualan itu, gerai Matahari milik Hari Darmawan mampu meraih banyak pelanggan tetap. Usaha Matahari kian berkembang. Matahari Department Store sebagai toko serba ada merupakan gerai modern dan tanpa saingan pada 1990-an.

Pada saat itu Matahari Department Store memiliki masa keemasan. Apalagi dengan pembangunan mal di Jakarta yang begitu masif. Tak hanya itu, Hari Darmawan juga membuka arena bermain Timezone. Ia mampu meraih konsumen dengan konsep sebuah area bermain, sehingga orangtua dan anaknya dapat menikmati area bermain tersebut.

 

Menjual Saham ke Grup Lippo

Gerai Matahari
Pengunjung memilih barang obral di Gerai Matahari Mall di Taman Anggrek, Jakarta, Sabtu (25/11). Jelang ditutup permanen, Matahari Mall menggelar diskon besar-besaran, gerai Matahari di Taman Anggrek akan ditutup (3/12/2017). (liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan berjalannya waktu, Hari Darmawan juga menghadapi banyak pesaing. Ia pun aktif mencari pendanaan untuk investasi membuka gerai baru Matahari Department Store di berbagai pusat perbelanjaan yang baru dibangun.

Hari Darmawan kemudian menjual sejumlah sahamnya di lantai bursa. Namun, dana hasil penawaran saham ke publik tidak cukup untuk membangun 1.000 gerai baru. Saat itu Matahari Departmen Store juga punya saingan berat dari Wal-Mart sebuah perusahaan ritel dari Amerika Serikat yang dikendalikan Grup Lippo.

Hari Darmawan pun makin ekspansif dengan mendirikan gerai lainnya, yaitu Mega Matahari. Pada 1996, Matahari Department Store berada di puncak emas. Akan tetapi, krisis moneter 1997 membuat bisnis Hari Darmawan lesu.

Oleh karena itu, ia setuju menjual sebagian besar saham Matahari Department Store ke James Riady melalui grup Lippo. Setelah melepaskan usahanya, Hari Darmawan tinggal di kawasan Cisarua, Bogor. Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia memilih menjadi sosial enterpreneur. Ia fokus bekerja di bidang sosial. Bahkan membangun tempat wisata dengan nama Taman Wisata Matahari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya