Ini Alasan Masyarakat Lebih Pilih Ojek dan Taksi Online

Kinerja serta besarnya biaya transportasi umum membuat orang lebih menyukai ojek online.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Mar 2018, 21:22 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 21:22 WIB
Kolong Flyover Kalibata Jadi Tempat Mangkal Ojek Online
Pengemudi ojek online memadati kolong flyover Kalibata, Jakarta, Rabu (17/1). Kurangnya penegakan hukum menyebabkan banyak pengemudi ojek online mangkal di kolong flyover tersebut sehingga kerap mengganggu lalu lintas. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bermacam perusahaan rintisan atau startup berlomba menghadirkan inovasi baru dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Salah satu contoh yang sangat jelas terlihat adalah angkutan daring atau taksi dan ojek online seperti Go-Jek, Grab dan Uber.

Perusahaan angkutan online ini mampu menjawab keinginan masyarakat akan kehadiran transportasi massal nan handal. 

Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menyampaikan, menurunnya kinerja serta besarnya biaya transportasi umum membuat orang lebih menyukai berkendara dengan sepeda motor, atau beralih ke angkutan daring.

"Akibat buruknya layanan angkutan umum, publik jadi beralih ke angkutan bertarif murah, seperti ojek online dan taksi online," ungkapnya kepada Liputan6.com, Kamis (15/3/2018).

Dia kemudian memaparkan data Kementerian Perhubungan, yang menunjukan penurunan tren warga yang memakai angkutan umum. Dari 52 persen pada 2002, grafik merosot menjadi 20 persen pada 2010, dan semakin turun tajam di angka 16 persen pada saat ini.

Sementara itu, faktor muat penumpang angkutan umum atau load factor juga rata-rata hanya 35 persen.

Akan tetapi, Djoko meragukan, tidak mungkin angkutan online dapat berbiaya murah tanpa adanya intervensi subsidi dari pemerintah.

"Pasti ada suatu kebohongan yang tidak banyak diketahui publik," tukasnya.

"Jika mau murah, ya gunakan angkutan umum yang disubsidi, seperti Bus Transjakarta dan KRL Jabodetabek," tambah dia.

 

 

 

Subsidi BBM Dinikmati Kendaraan Pribadi

Kolong Flyover Kalibata Jadi Tempat Mangkal Ojek Online
Pengemudi ojek online memadati kolong flyover Kalibata, Jakarta, Rabu (17/1). Kurangnya penegakan hukum menyebabkan banyak pengemudi ojek online mangkal di kolong flyover tersebut sehingga kerap mengganggu lalu lintas. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Djoko pun menjelaskan dampak lain soal masyarakat yang lebih cenderung menggunakan kendaraan pribadi dan daring ketimbang angkutan umum.

"Subsidi BBM dinikmati 93 persen oleh kendaraan pribadi, yaitu 53 persen mobil dan 40 persen sepeda motor. Sedangkan angkutan umum hanya menikmati 3 persen," jelas dia.

"Data Korlantas 2016 juga menunjukan, angka kecelakaan terbesar ada di sepeda motor, yakni 71 persen. Berdasarkan usia, 78 persen korbannya adalah orang pada usia produktif, mulai dari 16-50 tahun," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya