PLTU Suralaya Tulang Punggung Kelistrikan Jawa-Bali

PLTU Suralaya membutuhkan batu bara sebesar 35 ribu ton per hari.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Mar 2018, 20:35 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2018, 20:35 WIB
Unit Pembangkitan Suralaya PT Indonesia ‎Power.
Unit Pembangkitan Suralaya PT Indonesia ‎Power.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten, menjadi salah satu pemasok kelistrikan di wilayah Jawa-Bali. Dengan kapasitas 3.400 Mega Watt (MW), peran bembangkit ini menjadi salah satu tulang punggung kelistrikan di wilayan Jawa.

General Manager Unit Pembangkitan Suralaya PT Indonesia ‎Power Amlan Nawir mengatakan, pasokan listrik sebesar 3.400 MW dari PLTU Suralaya, masuk dalam sistem jaringan 500 kilo Volt (kV) Jawa-Bali kemudian dialirkan ke konsumen.

"Jadi sisem kelistirkan kami kapasitas terpasang 3.400 masuk 500 kV Jawa Bali, dari situ ke Jakarta," Kata Amlan, di PLTU Suralaya, Banten (24/3/2018).

Menurut Amlan, 3.400 MW listrik dari PLTU Suralaya memasok 18 persen ‎kelistrikan Jawa Bali yang saat ini sekitar 25 ribu sampai 26 ribu MW.

PLTU tersebut memiliki tujuh unit, empat unit masing-masing berkapasitas 400 MW dan tiga unit berkapasitas 600 MW.

‎"Sistem Jawa-Bali dari PLTU Suralaya 18 persen," ujarnya.

 

Kebutuhan Batu Bara

Tambang batu bara
Aktivitas di tambang batu bara di Lubuk Unen, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Amlan mengungkapkan, PLTU Suralaya membutuhkan batu bara sebesar 35 ribu ton per hari. Pasokan baru bara berasal dari beberapa perusahaan tambang nasional di berbagai wilayah.

"Konsumsi 35 ribu ton per hari, dari PTBA, Brau adaro dan perusahan besar lainnya seperti Kideco‎," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya