Matikan Listrik 1 Jam Saat Earth Hour, Masyarakat Hemat Rp 249 Juta

Peringatan Earth Hour atau mematikan listrik selama satu jam membuahkan hasil. Konsumsi listrik berkurang dan masyarakat menghemat pengeluaran.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Mar 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2018, 19:00 WIB
Ketika Lampu Stadion Utama GBK Padam pada Peringatan Earth Hour
Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) saat lampu dipadamkan pada peringatan Earth Hour 2018 di Jakarta, Sabtu (24/3). Peringatan Earth Hour di Jakarta untuk pertama kalinya digelar di GBK setelah direnovasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) ikut serta dalam mendukung program kampanye hemat energi Earth Hour yang berlangsung pada Sabtu 24 Maret 2018, mulai pukul 20.30 sampai 21.30. Hasilnya, konsumsi listrik di wilayah Ibu Kota dapat ditekan hingga 169,99 megawatt (MW).

Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Disjaya, Dini Sulistyawati mengatakan, ‎penghematan konsumsi listrik tersebut mengalami peningkatan dibanding 2017 yang sebesar 157 MW.

"Hasilnya di 2018 menunjukkan adanya penghematan konsumsi listrik. Jadi Earth Hour tadi malam lebih hemat dibandingkan tahun kemarin," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (25/3/2018).

Dari sisi penghematan biaya listrik yang harus dikeluarkan, partisipasi masyarakat untuk mematikan lampu pada pukul 20.30-21.30 mampu menghemat pengeluaran masyarakat hingga Rp 249,42 juta. Penghematan ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 172 juta.

"Sebesar Rp 249 juta itu energi yang tidak terjual. Itu pengurangan pemakaian energi listrik, jadi penghematannya untuk masyarakat," kata Dini. 

Sementara itu, terkait dengan polusi udara yang dikeluarkan akibat penggunaan alat-alat listrik, juga mampu ditekan selama Earth Hour berlangsung. PLN Disjaya mencatat, emisi CO2 mampu ditekan hingga 122,22 ton pada tahun ini, atau meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar 112 ton.

"Salah satunya itu (kesadaran masyarakat). Juga sosialisasi dari PLN, termasuk PLN Disjaya dan Pemprov DKI," ungkap dia.

 

Peringati Hari Air Sedunia

Kampanye Ayo Peduli Air Jakarta
Warga mengambil air minum gratis saat run for water di CFD, Jakarta, Minggu (25/3). Run For Water kolaborasi PAM Jaya, Palyja, dan Aetra mengkampanyekan Hari Air Dunia 2018 mengajak masyarakat ayo peduli air Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain berpartisipasi dalam Earth Hour, PLN Disjaya juga aktif dalam memperingati Hari Air Sedunia 2018. PLN Disjaya menggelar aksi Bersih Ciliwung, melakukan tanam pohon buah-buahan khas betawi serta menebar benih ikan sebagai pertanda jika kali tersebut masih layak untuk menjadi habitat hidup ikan.

General Manager PLN Disjaya, Ikhsan Asaad, mengatakan, dalam peringatan hari air sedunia kali ini, tema yang diambil adalah Save Water for Better and Brighter Jakarta. ‎Hal ini menjadi simbol jika air merupakan bagian penting dari kehidupan seperti untuk dikonsumsi, kegiatan MCK, sampai dengan membangkitkan tenaga listrik.

Menurut dia, air akan sangat bermanfaat dan menjadi sahabat masyarakat bila dirawat dengan baik. Namun, air juga bisa menjadi musibah seperti banjir yang beberapa waktu lalu terjadi di Jakarta. Bahkan akibat banjir, PLN juga terpaksa mematikan aliran listrik ke rumah-rumah warga untuk memastikan keselamatan dan agar warga terhindar dari bahaya listrik karena air juga merupakan pengahantar listrik.

“Peringatan Hari Air Dunia ini memiliki makna yang luas sekali. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, termasuk menjadi sumber pembangkit listrik. Jadi kita harus merawat air agar bisa jadi sahabat,” tutur dia.

Selain itu, PLN Peduli melalui Sekolah Sungai Ciliwung (SSC) di Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, mengajak seluruh masyarakat belajar bagaimana mencintai dan melestarikan ekosistem sungai. Tak hanya belajar teori, di SSC diajarkan praktik melestarikan lingkungan sungai seperti pengolahan sampah, tanam pohon, sampai dengan susur sungai.

"Seluruh masyarakat bisa belajar tentang sungai dan pelestarian lingkungan hidup di SSC," tandas Ikhsan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya