Proyek Jalur Kereta Api Makassar-Parepare Banjir Investor

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah membangun jalur kereta api Makassar-Parepare sepanjang 145 kilometer (km).

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Apr 2018, 17:13 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 17:13 WIB
20151125- Jokowi Tinjau Proyek Kereta Api di Sulsel- Biro Pers Presiden
Presiden Joko Widodo meninjau panel dan lokasi pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi tahap pertama segmen I rute Makasar - Pare-pare di Desa Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. (25/11/2015). (Foto:Biro Pers Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub)  tengah membangun jalur kereta api Makassar-Parepare sepanjang 145 kilometer (km). Segmen Barru-Palanro sepanjang 28 km sedang dikerjakan.

Untuk mempercepat pembangunan jalur kereta tersebut, pemerintah menawarkan kepada pihak swasta. Dari hasil penawarannya selama ini, banyak investor yang menyatakan minat untuk melanjutkan pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi tersebut.

"Setelah kami buat dokumen kerjasama proyeknya dan open public, ternyata banyak yang minat, ada 11 yang minat mau bangun," kata Sekretaris Jendral Kementerian Perhubungan Sugiharjo di kantornya, Selasa (3/4/2018).

Ia menuturkan, 11 investor tersebut ada yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Dari dalam negeri, salah satu perusahaan yang minat adalah Bosowa Group. Sedangkan dari  luar negeri, salah satunya perusahaan asal Korea Selatan.

Bahkan, Korea Selatan sudah membuat grup diskusi yang membahas mengenai proyek-proyek investasi potensial di Indonesia. Salah satunya adalah proyek jalur kereta api Makassar-Parepare.

Semakin banyak pihak swasta yang dilibatkan tersebut, merupakan realisasi perintah Presiden RI Joko Widodo dalam menciptakan inovasi pendanaan. Karena jika mengandalkan APBN, pembangunan di Indonesia akan berjalan lambat.

"Ini upaya kita dalam meningkatkan kerja sama di proyek-proyek kementerian Perhubungan dengan swasta," tambah dia. (Yas)

 

Tantangan Bangun Infrastruktur Kereta Api di Luar Jawa

pejuang transportasi
Slamet Supriyadi tak pernah diam saat tak ada kereta lewat. Ia tetap membersihkan jalur kereta. (foto: Liputan6.com/ibra/edhie prayitno ige)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui satu-satunya proyek pembangunan infrastruktur yang belum tercapai adalah kereta api di Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Sementara, proyek infrastruktur lainnya diklaim relatif terlaksana dengan baik.

"Kesulitan pembangunan kereta api di Sulawesi, Kalimantan, dan Papua karena jumlah penduduknya belum banyak," ujar Budi di Yogyakarta, Jumat sore 25 Agustus 2017.

Budi sedang mempertimbangkan kereta api Jakarta-Surabaya dengan kecepatan minimal di atas 160 kilometer per jam. Tujuannya, meningkatkan kapasitas penumpang dua kali lipat karena dalam sehari kereta api bisa bolak-balik sampai lima kali.

"Kereta api itu bagus, cepat, tepat waktu, tetapi tiket tidak selalu ada, artinya kurang kapasitasnya," ujar dia.

Budi juga menargetkan proyek infrastruktur yang selesai pada 2018 adalah tol trans jawa Jakarta-Surabaya. Harapannya, pada Lebaran tahun depan sudah bisa digunakan. Pada akhir 2019, pembangunan tol itu yang berlanjut sampai Banyuwangi bisa selesai.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya