Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Arcandra Tahar menyambut baik rencana pemasangan alat khusus pencatat penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Alat tersebut akan dipasang di keran penyaluran BBM (nozzle) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Arcandra mengatakan, sudah seharusnya penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dicatat dengan baik. Dia pun menyambut pemasangan alat pencatat dengan memanfaatkan teknologi informasi. Namun, saat ini rencana tersebut belum disampaikan ke dirinya.
Advertisement
Baca Juga
"Belum sampai ke saya, tapi alangkah baiknya kalau kita punya terukur, idenya bagus," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Menurut Arcandra, dengan dipasangnya alat pencatat penyaluran BBM yang terintegrasi teknologi informasi, maka penghitungan konsumsi BBM dapat dilakukan dengan akurat dan bisa dijadikan acuan penyediaan BBM yang sesuai dengan kebutuhan. Dia pun menginginkan, pencatatan tidak hanya dilakukan pada BBM bersubsidi, tetapi juga nonsubsidi.
"Kalau bisa semuanya jadi kita bisa tahu berapa kebutuhan real kita dari nozzle kan bisa," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan, pemasangan alat pencatat penyaluran BBM tersebut bertujuan untuk menghitung detail subsidi BBM yang dikeluarkan. Penggunaan teknologi informasi sempat dilakukan pada penyaluran BBM ke kendaraan, dengan memasangkan sistem Radio Frequency Identification (RFID).
Untuk diketahui, saat itu RFID membatasi konsumsi BBM bersubsidi, tetapi penerapannya gagal karena pemerintah telah mencabut subsidi BBM jenis premium dan subsidi solar tetap.
"Kita ingin ini mengulang kembali RFID yang batal," tandasnya.
Pantau BBM Subsidi, Mesin SPBU Bakal Dipasangi Alat Canggih
Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) akan menggunakan alat khusus sehingga bisa pencatat jumlah BBM bersubsidi yang telah disalurkan. Alat tersebut akan dipasang di kran penyaluran BBM (nozzle).
Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan, pencatatan penyaluran BBM bersubsidi akan dibuat detail. Caranya dengan memanfaatkan teknologi informasi yang terhubung dengan BPH Migas dan Kementerian Keuangan.
Alat tersebut akan dipasang setiap nozzle penyalur BBM bersubsidi. Hal ini sesuai dengan kesepakatan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
"Di setiap nozzle Pertamina ada pemasangan alat IT sehingga bisa terkonek ke BPH Migas, ke Kementerian Keuangan," kata Fanshurullah, di Kantor BPH Migas, Jakarta, pada 16 Mei 2018.
Pemasangan alat pencatat penyaluran BBM tersebut bertujuan untuk menghitung detail subsidi BBM yang dikeluarkan. Penggunaan teknologi informasi sempat dilakukan pada penyaluran BBM ke kendaraan, dengan memasangkan sistem Radio Frequency Identification (RFID).
Untuk diketahui, saat itu RFID membatasi konsumsi BBM bersubsidi, namun penerapannya gagal karena pemerintah telah mencabut subsidi BBM jenis Premium dan subsidi Solar tetap. "Kita ingin ini mengulang kembali RFID, yang batal," tuturnya.
Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahakan, untuk menerapkan sistem pencatatan penyaluran BBM subsidi tersebut, Pertamina akan membangun sistem terlebih dahulu. Namun, sebelum diterapkan, akan dimatangkan bersama Kementerian ESDM, BPH Migas dan BUMN lain yang sudah berpengalaman menggunakan sistem tersebut.
"Ini sangat diperlukan mengingat tugas pemerintah dan Pertamina operator itu menyalurkan. Lalu untuk verifikasi data untuk subsidi. Dengan kebutuhan ini, kami sepakat Pertamina bangun sistem ini," tandasnya.
Advertisement