Ketua DPR Yakin Mudik Lebaran Bakal Gairahkan Perekonomian RI

Ramadan dan Lebaran bukan hanya momen untuk meningkatkan ketakwaan, tapi juga kaya akan dimensi sosial dan ekonomi.

oleh Nurmayanti diperbarui 30 Mei 2018, 11:34 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2018, 11:34 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Bambang Soesatyo menyatakan mudik bukan sekadar kegiatan tahunan untuk merayakan Lebaran di kampung halaman. Pada momen ini, ada kegiatan ekonomi luar biasa.

“Bank Indonesia memperkirakan uang yang beredar pada mudik Lebaran tahun 2018 sebanyak Rp 200 triliun. Uang tersebut akan mengalir ke daerah-daerah dan desa-desa sehingga akan menggairahkan ekonomi daerah dan pedesaan,” ujar dia, Rabu (30/5/2018).

Sebab itu, menurut Politikus berlatar belakang wartawan itu menambahkan, Ramadan bukan hanya momen untuk meningkatkan ketakwaan, tapi juga kaya akan dimensi sosial dan ekonomi.

Misalnya, jelang pengujung Ramadan nanti umat Islam diwajibkan membayar zakat fitrah. “Dengan zakat, khususnya zakat harta ditambah infak dan sedekah akan memperkuat dimensi sosial untuk membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu, yaitu mereka yang fakir dan miskin. Zakat, infaq dan sedekah juga mengandung potensi ekonomi yang besar jika dapat dikelola dengan profesional,” ujarnya.

Dia pun menyampaikan harapan khusus kepada para koleganya di kalangan pengusaha. “Para pengusaha yang ada di Kadin, Ardin, Hipmi dan organisasi profesi lainnya dapat menjadi pelopor dalam pengembangan ekonomi di bidang zakat, infak dan sedekah,” tutur dia.

Selain itu, dia mengingatkan jika hal penting dalam Ramadan adalah spirit berbagi. Dia mengharapkan partai politik ataupun koleganya sesama politikus untuk mengedepankan spirit berbagi terhadap sesama.

“Dan jangan lupa momentum Lebaran adalah waktu yang tepat bagi partai-partai politik, khusunya bagi para caleg untuk mengetuk simpati masyarakat, serta meningkatkan kepedulian kepada rakyat,” tegasnya.

JK: Libur Lebaran 2018 Bertambah Genjot Ekonomi RI

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menuturkan libur Lebaran 2018 menjadi 10 hari tidak membuat ekonomi Indonesia macet. Bahkan selama libur Lebaran 2018 justru ekonomi berjalan.

"Banyak orang mengira kalau dibikin libur itu ekonomi macet. Tidak, justru banyak sisi ekonomi berjalan pada saat libur,” ujar JK saat membuka acara transportation review Indonesia jelang mudik 2018 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018)

"Kalau kita libur apa yang kita buat? pulang rumah jalan, ke tempat hiburan bayar. Beli makanan bayar dan beli buah-buah ekonomi jalan," tambah dia.

Dia menjelaskan cuti bersama Lebaran hanya milik PNS dan BUMN saja. Akan tetapi, para pegawai hotel dan pegawai swasta tetap bekerja keras. Apalagi kata Jusuf Kalla di saat jelang Lebaran ekonomi semakin berkembang.

"Walaupun memang ekonomi bergerak menjelang Lebaran. Kalau libur Lebaran mempercepat orang terima hari lebaran. Jadi bisa belanja bukan berarti toko tutup. Jadi toko makin buka," tutur dia.

"Jadi libur ini bukan hanya seluruh bangsa sebenarnya libur ini untuk PNS dan BUMN," tambah JK.

Oleh karena itu, JK menegaskan libur Lebaran 2018 bukan berarti ekonomi stagnan. Malahan kata dia lebih meningkat. "Cuma berbeda porsinya yang pabrik administrasi libur dan restoran buka dan makin banyak isinya. Itu bergerak ekonomi kita justru. Banyak bidang di libur itu. di Bali makin ramai. Di Malang di mana macet itu," beber JK.

Diketahui sebelumnya, Pemerintah memutuskan jumlah hari cuti bersama Lebaran 2018 tetap ikuti Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri. Dalam SKB itu diputuskan cuti bersama sebanyak tujuh hari sehingga total libur Lebaran menjadi 10 hari pada 11-20 Juni 2018.

Pemerintah mengaku telah mempertimbangkan sejumlah aspek mulai dari sosial, ekonomi dan lain-lain untuk mengeluarkan keputusan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya