Bisa Dilewati H-2 Lebaran, Ini yang Mengagumkan dari Jembatan Kali Kuto

Jembatan Kali Kuto akan menjadi landmark baru Kota Kendal

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Jun 2018, 10:07 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2018, 10:07 WIB
Pemerintah menargetkan Jembatan Kali Kuto bisa dilalui H-2 Lebaran. (Dok Kementerian PUPR)
Pemerintah menargetkan Jembatan Kali Kuto bisa dilalui H-2 Lebaran. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Kendal - PT Jasa Marga (Persero) melalui anak usahanya PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) tengah mempercepat pembangunan jalan tol Semarang-Batang. Ditargetkan jalur ini bisa dilalui pemudik secara fungsional pada H-7 Lebaran 2018.

Namun sampai saat ini masih ada titik krusial, yaitu Jembatan Kali Kuto yang berlokasi di Desa Sambongsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. Jembatan tersebut sampai saat ini masih dalam tahap konstruksi. Targetnya jembatan ini bisa dilalui fungsional pada H-2 Lebaran 2018.

Sehingga saat jalan tol dibuka fungsional pada H-7, para pemudik nantinya akan dikeluarkan melalui jalan pantura (arteri) untuk kemudian kembali masuk ke jalan tol Semarang-Batang. Baru saat H-2 bisa dilalui.

"Jembatan ini dibangun dengan model Swing Arch melengkung, sehingga memiliki kerumitan tersendiri dibandingkan membangun jembatan biasa. Ini menjadi yang pertama di Indonesia dan dunia yang dibangun dengan model seperti ini," kata Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Arie Irianto di Kendal, Jumat (1/6/2018).

Sebenarnya model pembangunan mirip dengan Jembatan Holtekamp di Jayapura. Hanya saja jembatan tersebut dirakit di Surabaya dan kemudian diangkut menggunakan kapal ke Jayapura. Sedangkan Jembatan Kali Kuto ini, semua perakitan dilakukan di lokasi proyek. Sehingga membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.

Arie menjelaskan, jembatan di jalan tol Semarang-Batang ini dibangun dengan model Swing Arch karena penugasan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang ingin menghadirkan landmark baru di sebuah jalan tol.

"Jadi ini dibangun berdasarkan perintah dari pemerintah, agar ada semacam landmark di jalan tol. Dan ini menjadi landmark baru kota Kendal nanti," tegasnya.

Yang lebih spesial lagi, Jembatan Kali Kuto yang memiliki panjang 160 meter ini dibangun oleh insinyur dalam negeri dan mayoritas bahannya adalah produk dalam negeri. Hanya saja baja yang digunakan masih diimpor dari Prancis.

 

Jembatan Lengkung Baja Pertama di RI

Desain Jembatan kali Kuto (Dok Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)
Desain Jembatan kali Kuto (Dok Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

Seperti diketahui, jembatan Kali Kuto menjadi jembatan pelengkung baja pertama di Indonesia yang perakitannya tidak dilakukan di pabrik, melainkan dirakit di lokasi pekerjaan.

Berat jembatan ini secara total mencapai 2.400 ton sehingga bila dirakit di Surabaya atau Jakarta, akan kesulitan membawa ke lokasi. Sehingga dibuat menjadi 12 bagian dan dirakit di lokasi.

Tol Batang-Semarang pada saat rampung akhir 2018 konstruksi seluruhnya merupakan rigid pavement. Namun untuk bisa melayani arus mudik 2018 pada H-10, dari total panjang 75 km 57 km di antaranya dengan kondisi perkerasan beton (rigid pavement), sisanya 17 km merupakan lapisan beton setebal 10 cm (lean concrete).

Pada ruas tol ini, PT Jasamarga Semarang Batang telah menyediakan 4 tempat istirahat. Fasilitas tempat istirahat berupa mushola, toilet portable, tenda istirahat, tenda P3K dan SPBU portable. Di antara lokasi tempat istirahat juga disediakan area parkir sebanyak 4 lokasi.

Untuk penerangan akan disediakan di tempat istirahat dan simpang susun termasuk menggunakan lampu tenaga matahari. Saat ini pihak kontaktor masih terus bekerja diantaranya melakukan penimbunan, pengecoran maupun perapian pembatas jalan.

Pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 74,2 km terbagi menjadi 5 seksi. Seksi 1 Batang-Tulis (3,2 Kkm), Seksi 2 Tulis-Weleri (36,4 km), Seksi 3 Weleri-Kendal (11,05 km), Seksi 4 Kendal-Kaliwungu (13,5 km) dan Seksi 5 Kaliwungu-Krapyak (10,4 km). Progres konstruksi keseluruhan Tol Batang-Semarang sudah mencapai 80 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya