Jual Beras Renceng di Warung, Bulog Tak Ambil Untung

Bulog mengaku tak ambil untung dari penjualan beras renceng premium.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Jun 2018, 21:10 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 21:10 WIB
Budi Waseso Rapat Perdana dengan DPR sebagai Dirut Bulog
Dirut Bulog Budi Waseso (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog akan menjual beras dalam kemasan sachet atau beras renceng. Dalam menjual beras ini, perusahaan pelat merah tersebut mengaku tidak mendapatkan untung.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengatakan, beras yang dijual kemasan dalam sachet tersebut merupakan jenis premium. Sedangkan per sachet dibanderol dengan harga Rp 2.500.

Hal tersebut membuat penjualan produk ini tidak akan memberikan keuntungan bagi Bulog, bahkan hampir tidak menutupi biaya produksinya.‎

"Enggak (menutupi biaya produksi). Kita enggak bicara bisnis. 50:50, zero enggak apa-apa (zero profit),. Yang penting ketersediaan beras di mana-mana," ujar Buwas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Selain itu, dia juga mempersilakan pihak swasta jika ingin memproduksi dan menjual beras dalam kemasan renceng ini. Karena tujuan dari produk ini bukan semata mencari keuntungan, tetapi menyediakan beras yang berkualitas bagus dengan harga terjangkau.‎

"(Swasta) Oh silakan aja. Enggak apa-apa. Itu kan tujuannya bukan bisnis, tapi bagaimana beras sebagai bahan pokok ada di mana-mana. Enggak ada lagi kelangkaan beras. Enggak takut enggak makan nasi," kata Buwas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selanjutnya

20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menurut Buwas, saat ini Perum Bulog masih terus mempersiapkan produk tersebut sebelum dijual ke masyarakat. Salah satu hal yang perlu dipersiapkan, yaitu soal tersediaan beras premium di wilayah-wilayah tertentu.

‎"Nah ini kan dicetak harus sama, modelnya sama, dan kesiapan beras di daerah kayak di divre (divisi regional) Madiun ini kebutuhan berasnya berapa? Ada beras lokal berapa banyak?‎ (Dijual) Semua daerah, kami sih ingin ada di kelompok masyarakat kecil itu kan di warung-warung. Siapa aja, yang butuh beras ini bisa dapet," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya