Ada THR, Omzet Pengusaha Ritel Bisa Naik 3 Kali Lipat

Konsumsi rumah tangga diprediksi meningkat hingga 20 persen pada Lebaran tahun ini

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jun 2018, 15:52 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2018, 15:52 WIB
Hari Pertama Jakarta Midnight Sale 2017 Diserbu Pembeli
Pengunjung berbelanja di mal (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi rumah tangga diperkirakan mengalami peningkatan hingga 20 persen pada Lebaran tahun ini. Hal tersebut salah satunya didorong oleh pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, tahun lalu, pertumbuhan konsumsi pada saat Lebaran hanya mencapai 5 persen. Namun tahun ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan karena adanya THR baik untuk pekerja swasta maupun PNS.

"Pertumbuhan tahun ini kita prediksikan 15-20 persen. Tahun lalu hanya tumbuh 5 persen. Jadi kalau 15 persen, ada 2-3 kali peningkatan omzet dari industri ritel. Jadi mulai dikucurkannya THR, kemudian mereka berbelanja, berkonsumsi, sampai Lebaran," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Peningkatan konsumsi ini, lanjut Roy, membawa dampak positif bagi pertumbuhan bisnis ritel. Dengan semakin membaiknya konsumsi masyarakat, dirinya yakin ritel bisa tumbuh double digit pada tahun ini.

"Semester I ini kita berada di posisi untuk survei itu sekitar 7-7,5 persen. Jadi sudah ada peningkatan. Jadi tahun ini kita prediksi kalau dapat 10 persen itu cukup relevan untuk kita capai. Karena selama ini kita under perfomance, tidak lebih dari single digit, antara 7-9 persen. Jadi mudah-mudahan kita tutup (industri ritel) dengan 10 persen," kata dia.

 

Selanjutnya

Jelang Ramadan, Dinas Peternakan Sidak Supermarket
Supermarket. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, peningkatan konsumsi tersebut juga diharapkan mampu membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab, konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa industri ritel ini industri strategis di hilir, karena pertumbuhan ekonomi yang diharapkan pemerintah sebagian besar, 56 persen itu didapat dari pengeluaran rumah tangga, selain adanya peningkatan investasi, ekspor dan impor. Ekspor masih rendah, impor masih tinggi tapi investasi sudah cukup baik. Namun pengeluaran rumah tangga jauh lebih tinggi dari pada tiga komponen itu," tandas Roy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya