Gunung Agung Erupsi, 15.791 Penumpang Pesawat Batal Terbang di Ngurah Rai

Operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, dihentikan sementara selama 16 jam pada Jumat, 29 Juni 2018 mulai pukul 03.00 sampai 19.00 Wita.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Jun 2018, 11:12 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 11:12 WIB
Bandara Ngurah Rai Ditutup
Sejumlah penumpang mencari informasi jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (29/6). PT Angkasa Pura I menutup sementara operasional bandara selama 16 jam dikarenakan dampak abu vulkanik Gunung Agung. (AP/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta Data PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat sebanyak 15.791 orang terkena penundaan penerbangan di Bandara Ngurah Rai yang dihentikan sementara, seiring erupsi Gunung Agung di Bali.

Ini seiring diterbitkannya A Notice to Airmen (Notam) A2551/18, terkait penutupan sementara operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali selama 16 jam pada Jumat, 29 Juni 2018 mulai pukul 03.00 sampai 19.00 Wita sebagai dampak sebaran debu vulkanik erupsi Gunung Agung.

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I, Iswaradi menyebutkan jika pesawat yang mengalami penundaan mencapai 276 penerbangan. "Adapun jumlah pax 15.791 orang," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (29/6/2018).

Dia menuturkan, penerbangan yang ditunda untuk kedatangan internasional sebanyak 43 penerbangan, dengan jumlah penumpang 4.384 orang. Kemudian keberangkatan internasional 42 penerbangan dengan penumpang 3.226 orang. Dengan demikian, total internasional 85 penerbangan dengan jumlah penumpang 7.610 orang.

Sementara untuk kedatangan domestik, sebanyak 94 penerbangan dengan jumlah penumpang 3.702 orang. "Adapun keberangkatan domestik 97 flight dengan pax 4.479. Sehingga total domestik 191 flight dengan pax 8.181," dia menuturkan. 

Usai Ngurah Rai, Bandara Banyuwangi dan Jember Diminta Waspadai Erupsi Gunung Agung

Bandara Ngurah Rai Ditutup
Calon penumpang melihat papan informasi penundaan penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (29/6). Pihak pengelola menutup sementara aktivitas bandara maupun penerbangan karena gangguan abu vulkanis erupsi Gunung Agung. (AP/Firdia Lisnawati)

Otoritas penerbangan nasional meminta stakeholder penerbangan di Bali dan sekitarnya untuk waspada terkait erupsi Gunung Agung yang terjadi sejak Kamis (28/6/2018) pukul 10.30 Wita.

Hal ini karena data satelit Himawari BMKG menunjukkan, abu vulkanik telah menutupi ruang udara koordinat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Akibatnya, Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup sementara mulai Jumat (29/6/2018) pukul 03.00 Wita sampai 19.00 Wita.

"Kami sudah terbitkan Notam no A2551/18 NOTAMN terkait hal tersebut. Untuk itu kami minta semua stakeholder penerbangan setempat, baik itu Otoritas Bandara, pengelola bandara, maskapai, groundhandling, AirNav dan lainnya untuk waspada. Tidak hanya yang di Bali, tapi juga wilayah di sekitarnya seperti Banyuwangi dan Jember serta di bandara-bandara lain yang terhubung. Nanti siang akan dilakukan evaluasi kembali pada pukul 12.00 Wita," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso kepada wartawan.

Informasi data melalui radar Himawari, Webcam, CVGHM dan PIREP, abu vulkanik bergerak ke arah barat dan barat daya dengan kecepatan angin mencapai 15 knot dan ketinggian dari 8000 ft s/d FL230.

Hal tersebut mengakibatkan Bandara Ngurah Rai, Blimbingsari Banyuwangi dan Notohadinegoro Jember berada di dalam area debu vulkanik. Air traffic service (ATS) route terdampak adalah W13, W33, W45, W46, R592, G578,G326, B349.

Agus meminta para stakeholder untuk mematuhi prosedur standar operasi masing-masing terkait erupsi Gunung Agung.

"Semua stakeholder harus bekerja sama dengan baik. Tidak hanya di intra penerbangan, tapi juga di luar penerbangan seperti Pemerintah Daerah, TNI-Polri, moda transportasi lain serta masyarakat dan media massa. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian yang tidak kita kehendaki bersama. Saya harap SOP masing-masing stakeholder juga dikomunikasikan pada penumpang dengan baik sehingga terjadi saling pengertian yang baik," ucap Agus.

SOP tersebut misalnya terkait refund tiket di maskapai serta penyediaan ruangan yang representatif di bandara-bandara bagi penumpang yang terdampak. Juga terkait operasional penerbangan bagi awak pesawat, agar jangan memaksakan untuk terbang bila masih belum memungkinkan.

Di sisi lain, Agus juga meminta penumpang yang terdampak untuk bersabar mengingat hal ini termasuk bencana alam.

"Saya minta penumpang yang berada di Bali dan bandara lain yang akan ke Bali untuk bersabar dan tetap bekerjasama dengan petugas di lapangan. Karena penutupan ini pasti akan menimbulkan delay dan mungkin cancel penerbangan. Namun ini dilakukan untuk keselamatan penerbangan. Lebih baik tidak terbang daripada terbang tapi tidak selamat. Dan karena ini termasuk bencana alam, mari berdoa pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa agar kejadian ini segera berakhir dan berakhir baik bagi kita semua," ujar Agus lagi.

Agus memaparkan, dari laporan sementara yang masuk, terdapat lebih dari 48 penerbangan dengan penumpang lebih 8.334 orang keberangkatan dan kedatangan. Terdiri dari penerbangan internasional sebanyak 38 flight dengan penumpang 6.611 orang dan penerbangan domestik 10 flight dengan penumpang 1.723 orang.

Maskapai penerbangan yang membatalkan penerbangan adalah Air Asia, Jet Star, Qantas, Virgin, dan Citilink.

Agus meminta semua stakeholder dan penumpang untuk bersama-sama mengikuti perkembangan informasi terkait erupsi Gunung Agung ini melalui saluran informasi Kementerian Perhubungan, PVMBG, BMKG, BPBD, Pemda Bali, dan lainnya.

Tonton Video Menarik Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya