UMN Cetak SDM Unggul dan Siap Bersaing di Era Industri 4.0

UMN merancang kurikulum UMN yang mempersiapkan lulusannya menjadi insane yang unggul.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Jun 2018, 17:35 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2018, 17:35 WIB
(Foto: Dok UMN)
Menaker Hanif Dhakiri jadi pembicara dalam acara wisuda XIII UMN (Foto: Dok UMN)

Liputan6.com, Jakarta - Menyongsong era industri 4.0, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) telah menerapkan metode pembelajaran kolaboratif, e-learning, kurikulum terkini, fasilitas perkuliahan sesuai standar industri, kerja sama dengan industri, tenaga pengajar praktisi, kegiatan akademik dan non-akademik.

Hal ini diterapkan oleh UMN untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan siap bersaing. Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Ninok Leksono menyampaikan kurikulum UMN sudah dirancang untuk mempersiapkan lulusannya menjadi insan yang unggul.

"Kurikulum yang disusun UMN sudah dirancang untuk mempersiapkan lulusannya menjadi insan yang unggul. Mereka adalah insan yang memiliki kompetensi di atas rata-rata, menguasai bidang yang ditekuninya, terus mengobarkan semangat belajar, berjiwa kreatif-inovatif, berorientasi pada pemecahan masalah, dan bisa bekerja dalam tim," ujar Ninok saat memberikan sambutan dalam acara Wisuda XIII UMN di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD-Tangerang pada Sabtu (30/6/2018).

Hasilnya, sebanyak 288 mahasiswa diluluskan pada seremoni Wisuda XIII UMN. Sebagian besar dari mahasiswa tersebut sudah bekerja dan berwirausaha sebelum diwisuda.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Muhammad Hanif Dhakiri menyampaikan Pemerintah saat ini terus berupaya meningkatkan investasinya dalam bidang pembangunan manusia. 

"Ada tiga hal yang penting kalau kita berbicara tentang SDM, yaitu kualitas, kuantitas dan distribusi. Tiga ini yang harus dipenuhi oleh semua lembaga yang terlibat baik pendidikan maupun pelatihan," ujar Hanif saat menjadi pembicara utama dalam Wisuda XIII UMN. Hanif juga berpesan kepada wisudawan untuk tidak berhenti pada kompetensi yang dimiliki saat ini.

"Saya menyarankan agar kita bisa terus memperbaiki diri, berinovasi dan meningkatkan kualitas diri kita, karena saat ini adalah zaman persaingan. Maka dari itu, daya saing harus diperkuat. Selain itu, kemampuan kolaborasi juga harus diperkuat”, pesan Hanif menutup orasinya.

 

Wisuda XIII UMN

(Foto: Dok UMN)
Acara Wisuda XIII UMN di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD-Tangerang pada Sabtu (30/6/2018)

Salah satu insan unggul yang diluluskan UMN pada Wisuda XIII adalah Sunderi Pranata. Lulusan terbaik program studi (prodi) Teknik Komputer UMN ini berkesempatan mengikuti program student exchange di Tokyo Denki University (TDU) Jepang.

Sunderi juga membuat aplikasi mobile penerjemah tulisan asing yang terinspirasi dari pengalaman risetnya di Jepang. Tak disangka, aplikasi tersebut menjuarai kompetisi mobile apps tingkat nasional (ANFORCOM-Annual Informatics Competition 2017).

“Saya bersyukur ada program student exchange di UMN, saya jadi bisa mendapatkan pengalaman riset lebih banyak. Saya juga berkolaborasi dengan mahasiswa Informatika UMN membuat aplikasi penerjemah tulisan melalui foto, bernama Phocabulary. Dengan Phocabulary, masyarakat tidak perlu bingung apabila ada tulisan asing yang tidak dimengerti, tinggal foto saja,” ujar Sunderi yang akan memulai kariernya sebagai Software Engineer di Bukalapak.com.

Selain itu, Sintya Oktaviani, wisudawati dari prodi Informatika UMN dinobatkan sebagai Cendekia Utama. Sintya terpilih tidak hanya berkat prestasinya di bidang akademis melainkan juga berkat kontribusinya secara aktif dalam organisasi mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), serta kompetisi berskala nasional dan internasional.

Hal ini menunjukkan UMN turut fokus memperhatikan pengembangan soft skill mahasiswanya, yang meliputi kompetensi memecahkan masalah (problem solving), adaptasi (adaptability), kolaborasi (collaboration), kepemimpinan (leadership), kreativitas dan inovasi (creativity and innovation).

Menurut Sintya, soft skill sangat dibutuhkan oleh semua mahasiswa saat menjalani perkuliahan. “Memang hard skill sangat dibutuhkan untuk bersaing di dunia kerja sesungguhnya. Namun, perlu diingat bahwa soft skill adalah poin plus, karena apa artinya hard skill tanpa attitude yang baik?,” ujar dia.

"Untuk itu, saya sangat bersyukur karena UMN telah mendorong saya untuk mengasah soft skill dari awal perkuliahan. Jadi, teman-teman jangan fokus naikin IP (Indeks Prestasi) terus ya! Kembangkan soft skill dan juga koneksi selama masih sempat! Time is precious, make sure you spend it right!," tutur Sintya yang saat ini sudah diterima bekerja sebagai Back-End Engineer.

Dalam Wisuda XIII UMN, terpilih tujuh wisudawan terbaik yang mewakili 7 program studi. Mereka adalah Febrian Wilson dari prodi Informatika, Sudecanto dari prodi Sistem Informasi, Sunderi Pranata dari prodi Teknik Komputer, Fransisca Maureen dari prodi Akuntansi, Dessy Chandra dari prodi Manajemen, Natashia Dova dari prodi Ilmu Komunikasi, dan Edwina Grammy Akoso dari prodi Desain Komunikasi Visual.

Fransisca Maureen terpilih menjadi wisudawan terbaik universitas dengan IPK 3,93. Merupakan tradisi bagi UMN untuk mengangkat tema kedaerahan dalam kegiatan wisudanya.

Wisuda XIII kali ini bertemakan adat daerah Madura. Tata panggung dan seluruh dekorasi area kegiatan dibuat dalam nuansa daerah Madura. Tak hanya itu, UMN juga menampilkan tarian-tarian dan lagu-lagu daerah Madura untuk menyemarakkan nuansa kedaerahan pada Wisuda XIII UMN.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya