Perang Dagang Dorong Penguatan Harga Emas

Harga emas di pasar spot naik 0,1 persen pada ke level USD 1.242,23 per ounce setelah sebelumnya jatuh sekitar 1 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Jul 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Selasa didorong oleh kekhawatiran perang dagang. Harga emas empat jatuh lebih dari 1 persen sehingga menyentuh level terendah dalam enam bulan karena kenaikan nilai tukar dolar AS.

Mengutip Reuters, Rabu (4/7/2018), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen pada ke level USD 1.242,23 per ounce setelah sebelumnya jatuh sekitar 1 persen di level USD 1.239,20 per ounce yang merupakan level terendah sejak 12 Desember.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,1 persen ke level USD 1.243,10 per ounce.

Presiden AS Donald Trump memperingatkan Organisasi Perdagangan Dunia atas perselisihan perdagangan global usah lembaga tersebut mengeluarkan laporan bahwa langkah yang dilakukan oleh AS dapat memicu perang dagang.

Menurut mereka, mengenaan tarif yang dikeluarkan oleh AS dalam pembalasan yang dilakukan oleh perusahaan mitra akan menjadi bumerang untuk pertumbuhan ekonomi AS.

Sebelumnya, AS mengatakan bahwa bahwa keputusan Kanada untuk memberlakukan tarif senilai USD 12,63 miliar atas barang-barang Amerika sebagai pembalasan untuk tarif AS atas impor baja dan aluminium Kanada tidak akan membantu ekonomi.

Kamar Dagang AS mengkritik kebijakan Presiden Trump atas perselisihan perdagangan global. keluarnya laporan dari organisasi perdagangan dunia mengenai tarif yang dikenakan oleh Washington dan pembalasan oleh perusahaan mitra akan menjadi bumerang buruk pada ekonomi Amerika.

Para pelaku pasar pun mulai kembali mengumpulkan emas karena adanya perang dagang yang diperkirakan akan semakin memburuk tersebut.

Tembus Level Terendah

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Kemarin, harga emas tergelincir ke posisi terendah dalam lebih dari enam bulan seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang konsumen utama. Penguatan dolar AS membuat emas menjadi lebih mahal karena logam mulia ini dijual dalam dolar AS.

Kekhawatiran akan perang dagang antara AS dan China telah menekan renminbi China ke posisi terlemahnya dalam tujuh bulan terhadap dolar.

Rupee India juga mendekati rekor terendah terhadap dolar, yen Jepang berada pada titik terlemahnya sejak pertengahan Mei dan nilai euro terkikis oleh potensi konflik kebijakan migrasi untuk membobol pemerintah Jerman. Faktor lain yang mendongkrak dolar AS adalah membaiknya data manufaktur AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya